Wali Nanggroe Sebut Pendidikan Aceh Perlu Reformasi Menyeluruh

oleh -150 views
Wali Nanggroe Sebut Pendidikan Aceh Perlu Reformasi Menyeluruh
Wali Nanggroe Aceh Malik Mahmud Al Haytar . (BASAJAN.NET/NAT RIWAT).

BASAJAN.NET, Banda Aceh- Wali Nanggroe Aceh Malik Mahmud Al Haytar menyebutkan pendidikan di daerah ini diperlukan upaya reformasi menyeluruh, khususnya pendidikan pra sekolah serta pendikan dasar dan menengah.

Pernyataan itu disampaikan Malik Mahmud pada halal bi halal Ikatan Keluarga Alumni (IKA) USK, Selasa, 31 Mei 2022, di Gedung Baru Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala (USK), Kopelma Darussalam, Banda Aceh.

Kegiatan tersebut melibatkan tiga lembaga pendidikan yang berada di Kopelma Darussalam, yaitu USK, UIN Ar-Raniry dan STIK Tgk. Chik Pante Kulu.

Menurut Malik Mahmud, dalam kurun waktu 63 tahun terakhir, sejak tahun 1959, kondisi pendidikan Aceh mengalami pasang surut. Hal itu disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari konflik senjata berkepanjangan, musibah tsunami tahun 2004, dan teranyar adalah pandemi COVID-19 yang melanda dunia, termasuk Aceh.

Padahal, kata Malik Mahmud, dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 Tentang Pemerintah Aceh, pendidikan yang dibangun di Aceh adalah yang bertaraf internasional.

“Namun sekarang taraf nasional pun masih jauh tertinggal,” sesalnya.

Meski begitu, lanjut Malik Mahmud, masyarakat Aceh saat ini patut bersyukur atas capaian-capaian yang diraih USK dan UIN Ar-Raniry dengan berbagai prestasi di level internasional.

Ia berharap, silaturrahmi Kopelma Darussalam dapat membuka era baru yang lebih konkrit di bidang pendidikan di Aceh. Sehingga Aceh kembali menjadi sumbu peradaban modern, bukan hanya di nusantara, tetapi juga di dunia seperti masa silam, yang berpusat di Kopelma Darussalam.

“Pelajari sejarahnya, pegang teguh pada nilai-nilai historis pendirian Kopelma Darussalam ini,” pesannya.

Jangan Lupa Sejarah

Malik Mahmud menuturkan, kehadiran Kopelma Darussalam tidak terlepas dari sejarah Perjanjian Lamteh pada 7 Maret 1957, sebagai ikrar damai dan membangun kembali Aceh, termasuk salah satunya di sektor pendidikan.

“Sejarah ini wajib diketahui secara baik oleh generasi muda Aceh, termasuk kesepakatan damai MoU Helsinki 15 Agustus tahun 2005 antara Gerakan Aceh Merdeka dan Pemerintah Indonesia. Jangan pernah lupakan sejarah kita,” tegasnya.

Bagi dunia Pendidikan Aceh, tahun 1959 tepatnya pada 2 September menjadi milestone atau tolak ukur, karena pada masa itu didirikan Kopelma Darussalam yang kemudian di dalamnya berdiri tiga lembaga pendidikan yaitu, Universitas Syiah Kuala, IAIN Ar-Raniry yang kemudian menjadi UIN Ar-Raniry, serta Dayah Manyang Tgk. Chik Pante Kulu yang kini menjadi STIK Tgk. Chik Pante Kulu.

“Tanggal 2 September 1959 kemudian dikenal Hari Pendidikan Aceh,” sebut Malik Mahmud.[]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.