BASAJAN.NET, Banda Aceh- Sejumlah tokoh budaya Aceh menerima anugerah budaya dan tanda kehormatan dari Wali Nanggroe Aceh, Malik Mahmud Al Haythar.
Penganugerahan tersebut diserahkan oleh Tuha Peut Wali Nanggroe, Sulaiman Abda pada malam Anugerah Budaya Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) ke VIII di Banda Aceh, Senin malam, 6 November 2023.
Ketua Tim Juri Anugerah Budaya Tahun 2023, Syahrizal Abbas menyebutkan, pemberian anugerah dilakukan sesuai hasil seleksi dan penjaringan ketat oleh tim Yusri Yusuf, Nurdin, Nabhany, Muhammad Taufik Abda, Radius dan M Rafiq.
Syahrizal menyebutkan, setelah dilakukan verifikasi dokumen dan visitasi fakta lapangan, dari 67 peserta yang mendaftar, 14 orang diantaranya memenuhi syarat dan dinyatakan sebagai nominator.
Wali Nanggroe, dalam peutuah budaya yang dibacakan oleh Sulaiman Abda, menyampaikan apresiasi serta terimakasih atas dedikasi yang telah dilakukan oleh para penerima anugerah dan tanda kehormatan.
Ia menyampaikan, pemberian anugerah dan tanda kehormatan tersebut merupakan salah satu bentuk nyata dalam menghargai dan mengapresiasi jasa besar para penjaga warisan indatu di Bumi Serambi Mekkah.
Menurut Wali Nanggroe, khususnya bagi bangsa Aceh, menjaga warisan budaya sama artinya dengan menegakkan agama. Karena kebudayaan Aceh selalu berlandaskan pada pondasi dimensi Islami. Sehingga dalam filosofi hidup orang Aceh, muncul sebuah hadih maja, “hukom ngon adat, lagee zat ngen sifeut”.
Dimensi tersebut telah membentuk pola hukum dan kebudayaan dalam masyarakat Aceh sehingga adat “hanjeut barangkahoe takong, hukom hanjeut barangkahoe takieh”. Hal itu menjadi bukti indikator natural, bahwa orang Aceh menjaga adat dan kebudayaannya dengan benteng agama.
“Saya minta agar apa yang telah didedikasikan selama ini, dapat terus ditingkatkan, dan berharap akan lahir generasi-generasi baru, yang dididik untuk menjadi penjaga, dan pelestari khazanah kebudayaan Aceh,” kata Wali Nanggroe.
Adapun nominator yang menerima penghargaan yaitu:
Penerima penghargaan Meukuta Alam
- Alm M. Kalam Daud dari Banda Aceh (kategori pelestarian warisan budaya);
- Syarifuddin dari Gayo Lues (kategori pelestarian seni);
- Amirullah Hamzah dari Banda Aceh (kategori sejarah dan peradaban);
- Alm Abdul Gani Mutiara dari asal Banda Aceh (kategori pengembangan inovasi produk budaya).
Penerima penghargaan Tajul Alam
- Yanimar W Yusuf asal Aceh Barat (kategori pelestarian seni);
- Hamidah dari Aceh Tenggara (kategori pelestarian warisan budaya).
Penerima penghargaan Syah Alam
- Zakirul Pohan asal Aceh Singkil (kategori pelestarian warisan budaya);
- Yasuddin asal Aceh Singkil (kategori pelestarian adat);
- Mahrisal Rubi dari Bireueun (kategori pelestarian seni);
- Muntasir Wandiman asal Tamiang (kategori sejarah dan peradaban);
- Junaidi asal Pidie (kategori pengembangan dan inovasi produk warisan budaya);
- Kurniatun Z asal Banda Aceh (kategori pelestrian seni);
- Peteriana Kobat asal Aceh Tengah (kategori pelestrian warisan budaya).
Penerima tanda kehormatan
- M. Ugep Pinem dari Aceh Singkil, atas jasanya dalam melestarikan adat dan budaya.
Penyerahan anugerah budaya dan tanda kehormatan ditandai dengan penyematan pin emas, penyerahan sertifikat serta plakat.[]