BASAJAN.NET, Meulaboh- Jaringan Masyarakat Gambut Aceh (JMGA) memberikan pengetahuan tentang restorasi lahan gambut bagi milenial di Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat, Senin, 29 November 2021.
“Pemulihan lahan gambut tentu tidak dapat berjalan begitu saja,” ujar Pembina JMGA, Monalisa, pada Kuliah Umum Restorasi Gambut Aceh dan Praktik Lapangan/Sensing Lapangan di Lahan Gambut Aceh Barat.
Kegiatan yang berlangsung di Gedung Integratif LT2, Aula Universitas Teuku Umar (UTU) itu, diadakan Program Studi Ilmu Komuikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Teuku Umar (FISIP UTU).
Monalisa menjelaskan, restorasi gambut merupakan proses panjang mengembalikan fungsi ekologi lahan gambut dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang terkena dampak dari lahan gambut terdegradasi.
Ia menjelaskan, restorasi ekosistem gambut dilakukan dengan menjaga kandungan air di dalamnya. Oleh sebab itu, Badan Restorasi Gambut (BRG) mengupayakan restorasi melalui pendekatan rewetting atau pembasahan gambut, revegetasi atau penanaman ulang, serta revitalisasi sumber mata pencaharian.
Menurut akademisi Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala (USK) itu, diperlukan langkah-langkah yang tepat hingga kondisi lahan gambut kembali baik.
“Diawali dari wilayah mana yang akan direstorasi, siapa yang melakukan restorasi, hingga tahap pencapaian tujuan dari restorasi,” papar Ketua Dewan Pakar Jaringan Masyarakat Gambut Sumatera (JMG-Sumatera) itu.
Sementara itu, Ketua Prodi Ilmu Komunikasi FISIP UTU, Putri Maulina menyampaikan apresiasi kepada HIMAKOM.
Ia berharap, selain sebagai implementasi Tri Darma Perguruan Tinggi, kegiatan itu juga dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang Komunikasi Lingkungan.
Kuliah umum yang dipandu Iwan Doa Sempena itu, diikuti puluhan mahasiswa dan dosen pengampu mata kuliah Komunikasi Lingkungan di FISIP UTU.
Senat Prodi Ilmu Komunikasi UTU, Said Fadhlain menyampaikan rasa optimismenya bahwa kelak Komunikasi Lingkungan menjadi mata kuliah andalan di Prodi Ilmu Komunikasi.[]