BASAJAN.NET, Banda Aceh- Restorasi gambut Aceh belum berjalan optimal, padahal gambut menyimpan cadangan karbon yang sangat tinggi.
Pernyataan tersebut disampaikan pimpinan Pusat Riset Perubahan Iklim Aceh (PRPIA) USK, Aceh Climate Change Initiative (ACCI), Suraiyya Kamaruzzaman.
Ia menambahkan, untuk mendukung restorasi, tahun 2022 ACCI USK juga telah menyiapkan riset terkait restorasi gambut dan mangrove yang nantinya dikoordinir oleh Monalisa berjejaring dengan berbagai lembaga dan juga pihak pemkab setempat.
“Kita support kampus ini untuk menjadi kampus yang berwawasan hijau dan berperspektif hijau”. ACCI USK saat ini telah melakukan berbagai kegiatan juga antara lain konservasi Gajah Sumatera yang dipimpin oleh Bapak drh.Wahdi Azmi dan Tim Peneliti lainnya.
Pada kesempatan tersebut, Universitas Syiah Kuala (USK), Selasa, 7 Desmber 2021 menerima buku berjudul “Restorasi Gambut di Indonesia” dari Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) RI yang diserahkan secara simbolik oleh Monalisa, Koordinator Divisi Riset Perubahan Iklim Universitas Syiah Kuala, Pembina Jaringan Masyarakat Gambut Aceh (JMGA) dan Dosen Fakultas Pertanian USK kepada Samsul Rizal, Rektor Universitas Syiah Kuala.
Selanjutnya penyerahan buku ini juga dilanjutkan ke Fakultas Pertanian USK diterima oleh Dekan Fakultas Universitas Syiah Kuala, Samadi, juga Dekan Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala.
Monalisa mengatakan, buku tersebut diserahkan kepada Rektor sebagai bentuk bahwa USK concern dengan pemulihan gambut di provinsi Aceh dan siap berkolaborasi dengan BRGM
Dalam kesempatan tersebut, Rektor juga menyampaikan dukungan positif dan mendukung kerja-kerja restorasi gambut di Aceh dan kegiatan community development yang dilakukan oleh Pusat Riset Perubahan Iklim dan Akademisi USK juga organisasi lainnya
Rektor maupun Dekan Fakultas Pertanian dan Fakultas Teknik USK menyambut baik rancangan awal bagi kerja kolaborasi restorasi gambut dengan USK dan berbagai pihak.
“Fakultas Pertanian (FP) USK siap memberikan support Tenaga Ahli dan Akademisi dari berbagai jurusan untuk merestorasi gambut di Provinsi Aceh” ujar Samadi, Dekan FP.
Monalisa menyatakan, meskipun Aceh belum termasuk wilayah kerja BRGM, namun akhir tahun 2020 lalu Azwar Maas selaku Ketua Dewan Pakar Kelompok Ahli BRGM dan Haris Gunawan yang saat itu menjabat Deputi IV LItbang BRG telah berkunjung dan melihat langsung di lapangan kondisi gambut Aceh di Desa Rukun Damai Kecamatan Babahrot Kabupaten Aceh Barat Daya (ABDYA).
“Buku “Restorasi Gambut di Indonesia” ini merupakan salah satu bentuk kontribusi kelompok Ahli Badan Restorasi yang bertugas memberikan dukungan bagi pelaksanaan restorasi gambut sesuai dengan amanat Peraturan Presiden RI Nomor 1 Tahun 2016 tentang Badan Restorasi Gambut (BRG),” terang Monalisa yang juga sebagai pendiri JMGA ini.
“Perjalanan restorasi gambut yang telah dilakukan oleh BRG di tujuh provinsi target restorasi, dan selama ini telah berhasil meningkatkan intensitas kegiatan restorasi di tingkat tapak, sekaligus meningkatkan peran para penanggungjawab dan partisipasi para pihak terkait,” tutupnya. []