Mahasiswa KPI STAIN Meulaboh Dikenalkan Lingkungan Gambut

oleh -176 views
Mahasiswa KPI STAIN Meulaboh foto bersama JMGA usai sharing discussion lingkungan gambut, Ahad 24 September 2023. (BASAJAN.NET/KHAIRUL SYUHUR)
Mahasiswa KPI STAIN Meulaboh foto bersama JMGA usai sharing discussion lingkungan gambut, Ahad 24 September 2023. (BASAJAN.NET/KHAIRUL SYUHUR)

BASAJAN.NET, Meulaboh- Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Teungku Dirundeng Meulaboh diberikan pengenalan lingkungan gambut. 

Hal itu dilakukan melalui sharing session komunikasi lingkungan bersama Jaringan Masyarakat Gambut Aceh di Point Kupi Meulaboh, Ahad 24 September 2023.

Koordinator Jaringan Masyarakat Gambut Aceh Wilayah Barat-Selatan, Nurul Fahmi menyampaikan, kegiatan tersebut penting dilakukan sebagai upaya mengedukasi mahasiswa akan pentingnya mengelolah, memanfaatkan serta menjaga lahan gambut agar tetap dapat diberdayakan dan digunakan seefektif mungkin, dengan cara mengenali jenis gambut dan cara pengolahannya. 

“Ini dilakukan JMGA sebagai bentuk sosialisasi, baik kepada mahasiswa, masyarakat bahkan pemerintah,” ujarnya.

Pembina Jaringan Masyarakat Gambut Aceh (JMGA) Monalisa menyebutkan, Aceh memiliki tujuh titik gambut yaitu Aceh Jaya, Aceh Barat, Nagan Raya, Aceh Barat Daya, Aceh Selatan, Aceh Singkil dan Subulussalam.

Menurutnya, saat ini banyak lahan gambut yang ditanami kelapa sawit, yang dapat membuat tanah gambut itu menjadi kering dan dapat berpotensi menyebabkan degradasi lahan gambut. 

Mona menjelaskan, kanal air sangat berpengaruh pada lahan gambut, karena dapat digunakan untuk menstabilkan kadar air didalamnya. Saat musim hujan datang pintu air akan ditutup, sedangkan pada musim kemarau pintu air akan dibuka sehingga kadar air di lahan gambut itu dapat terkontrol dan dapat dijadikan lahan pertanian bagi masyarakat setempat. 

“Kanal air itu biasanya ditempatkan pada titik-titik rawan kebakaran dan kebanjiran,” tambahnya.

Lebih lanjut Mona mengungkapkan, lahan gambut yang kering juga berpengaruh pada perubahan iklim. Gambut yang tidak memiliki banyak kadar air akan berpengaruh pada suhu panas yang  kita rasakan, karena akan terjadinya penguapan karbon pada suhu atau iklim saat ini.

Selain itu air dari tanah gambut yang masih alami juga dapat diminum dan digunakan seperti air biasa yang digunakan sehari-hari, serta dapat dijadikan sebagai sumber energi bagi manusia. 

“Kestabilan dapat terjaga dengan cara kita dalam memanfaatkan lahan gambut itu sendiri,” jelasnya.

Ia mengungkapkan, saat ini ada beberapa desa yang memanfaatkan lahan gambut sebagai lahan pertanian dengan menanam nanas, alpukat, batang rumbia, seperti halnya yang dilakukan oleh masyarakat desa Rukun Damai, Aceh Barat Daya.

Jaringan Masyarakat Gambut Aceh (JMGA) ini sudah berdiri sejak tahun 2016 sampai dengan saat ini, kelompok yang bergerak di ranah lingkungan dan juga sosial ini telah melakukan banyak kegiatan seperti salah satunya sosialisasi yang dilakukan hari ini.

Selain itu JMGA juga memiliki media yang khusus membahas tentang gambut yaitu Pojok Gambut, media satu-satunya di indonesia yang membahas tentang gambut.

Wakil Ketua Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama, Irsan Adrianda menyampaikan, dengan diskusi tersebut dapat menginformasikan lingkungan khususnya masalah gambut yang begitu nyata yang ada disekitar. 

Menurutnya, hal ini juga merupakan perwujudan yang sangat bagus bagi mahasiswa STAIN Meulaboh, khususnya Mahasiswa KPI agar dapat menjadi komunikator, serta dapat melakukan program-program lanjutan sebagai upaya dalam mensosialisasikan kepada masyarakat betapa pentingnya dalam menyikapi gambut.

Ketua Prodi KPI STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh, Heri Rahmatsyah Putra berpesan, sebagai mahasiswa harus dapat menimbulkan rasa kepekaan dengan segala sesuatu isu yang ada disekitar. Hal ini menjadi penting untuk diterapkan  bagi mahasiswa itu sendiri.

Di akhir pertemuan dilanjutkan dengan sesi penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dan Memorandum of Agreement (MoA) oleh ketua Prodi KPI Heri Rahmatsyah Putra dan Monalisa sebagai Pembina JMGA.[]


—————————

PENULIS : ZULVINA DAN AUFA RIZA

EDITOR : RAHMAT TRISNAMAL

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.