Haji Kamaruddin: Aceh Barat Harus Jadi Role Model

oleh -1,000 views

Saat ini Haji Kamaruddin menjabat Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPRK) Kabupaten Aceh Barat. Ia juga dikenal sebagai pengusaha sukses. Sebagai wakil rakyat, ia memiliki cita-cita besar untuk memajukan daerah dan masyarakat Aceh Barat.

 

“Aceh Barat harus menjadi role model pembangunan di Aceh,” ucap ayah tiga anak ini. “Tak ada yang mustahil, kita punya semua syarat untuk maju,” sambungnya.

Nama lengkapnya Haji Kamaruddin, SE, kelahiran Keude Tanjong 4 Februari 1966. Gaya bicaranya tegas dan teratus. Ia besar dan dididik dalam keluarga yang sederhana. Kedua orangtuanya petani.

Haji kamarudin mengisahkan, pada saat sekolah dulu ia bukanlah anak yang tergolong berprestasi di sekolah. Ia harus membagi waktu antara sekolah dan membantu orang tua, yang kehidupan ekonomi waktu itu pas-pasan.

“Namun saya tak pernah berkecil hati. Satu hal yang saya yakini, perubahan dan kesuksesan tak datang dengan sendirinya, melainkan dengan usaha dan kerja keras,” kisahnya.

Kerja keras dan tekat kuat, telah membawanya meraih kesuksesan dalam hidup. “Modal meriah sukses adalah kejujuran dan keikhlasan. Kejujuran dalam bertindak dan keikhlasan dalam berbuat,” ucapnya. Menurutnya, bila kejujuran dan keihklasan telah menyatu, apapun yang dikerjakan, selain bernilai ibadah, juga akan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat.

Saat ini Haji Kamaruddin menjabat Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPRK) Kabupaten Aceh Barat. Ia juga dikenal sebagai pengusaha sukses. Sebagai wakil rakyat, ia memiliki cita-cita besar untuk memajukan daerah dan masyarakat Aceh Barat.

Haji Kamarundin resmi menjabat Wakil Ketua DPRK Aceh Barat Bidang Pendidikan dan Kesehatan tahun 2012. Amanah ini merupakan prestasi yang sangat membanggakan, dengan jabatan yang diterimanya sekarang, dia bisa melakukan sesuatu yang berguna untuk rakyat.

Kamarudin menginginkan Aceh Barat ke depan menjadi inspiratif bagi daerah lain di Aceh dalam penerapan syariat islam, pembangunan pendidikan dan Budaya. Dalam pandangannya, Aceh Barat ke depan harus menjadi daerah yang baldatun thayyibatun warabbun ghafur; daerah yang subur dan makmur, adil dan aman. Dimana yang berhak akan mendapat haknya, yang berkewajiban akan melaksanakan kewajibannya dan yang berbuat baik akan mendapat anugerah sebesar kebaikannya. Tidak ada lagi kezaliman.

“Karenanya, Syariat Islam harus menjadi landasan dalam setiap aktivitas kehidupan kita,” terangnya.

Sedangkan pendidikan adalah jalan untuk melahirkan manusia-manusia andal dan berkualitas. Sehingga generasi-generasi berkarakter kuat, skill memadai dan ilmu yang tinggi, dapat memberikan kontribusi bagi kemaslahatan umat.

“Alhamdulillah dengan kerja keras kita bersama, Aceh Barat sudah memiliki tiga kampus negeri,” ungkapnya.

Menurutnya, berubahnya status tiga perguruan tinggi di Aceh Barat bukanlah akhir dari perjuangan. Malah sebaliknya, hal tersebut merupakan awal untuk membangun Aceh Barat ke arah yang lebih maju. Karenanya, ia berharap peningkatan kualitas pendidikan di tiga perguruan tinggi negeri (UTU, STAIN Teungku Dirundeng dan AKN Aceh Barat) harus betul-betul menjadi prioritas.
“Kampus harus betul-betul menjadi candradimuka terhadap pembinaan karakter peserta didik yang kuat, terlatih dan tangkas,” ujarnya.

Ia mengungkapkan, dengan adanya kampus negeri di Aceh Barat, akan sangat membantu meringankan beban ekonomi masyarakat. Jika dulu masyarakat Aceh Barat harus mengeluarkan biaya besar untuk kuliah anaknya ke luar daerah, namun kita sudah tak perlu lagi.

“Secara gengsi, kampus yang ada di Aceh Barat sudah sama dengan kampus-kampus yang ada di luar daerah. Hanya saja, peningkatan kualitas tentu akan terus kita lakukan secara berkelanjuatan,” ungkapnya.

Menurut pandangannya, budaya juga harus mendapatkan perhatian serius dalam membangun daerah. Bagi masyarakat Aceh, segala bentuk kebudayaan yang ada senantiasa bernaskan Islam. Perkembangan teknologi hari ini telah membuat budaya masyarakat mengalami pergeseran dan seringkali salah kaprah.

Selain wail rakyat dan pengusaha, Haji Kamarudin dikenal sebagai sosok yang ramah. Ia tak segan-segan menyapa dan mengobrol dengan masyarakat biasa sekalipun. Bahkan pada waktu-waktu tertentu, ia sengaja mendatangi masyarakat kurang mampu di gampong-gampong.

“Ada kebanggaan dan kebahagiaan luarbiasa kita dapat membantu dan melihat senyum masyarakat. Tiap kali bertemu dengan masyarakat kurang mampu, saya seperti melihat diri saya kembali,” katanya.[]

 

WARTAWAN: NURUL FAHMI

EDITOR: JUNAIDI MULIENG

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.