BASAJAN.NET, Meulaboh- Kamis, 4 Februari 2021, puluhan siswa mulai berdatangan memadati ruang aula SMKN 1 Meulaboh Kabupaten Aceh Barat.
Satu per satu siswa duduk di kursi biru dengan meja berkain hijau muda dibalut plastik bening senada dengan warna cat dinding ruangan. Setiap meja memiliki dua kursi diatur berjarak satu meter, berjejer rapi.
Tulisan “Roadshow Aceh Documentary Junior 2021” berwarna oranye, terlihat menonjol pada spanduk ukuran 4×1,2 meter dengan latar biru yang dipasang pada dinding belakang ruangan. Di bagian kiri atas spanduk, terdapat logo Aceh Documentary dan Sigeupai Sinema di sisi kanan.
Roadshow Aceh Documentary Junior (ADJ) yang diselenggarakan oleh Yayasan Aceh Dokumenter itu, bertujuan untuk memberikan edukasi audio-visual, serta sosialisasi program ADJ 2021 untuk anak muda Aceh.
Dilaksanakan serentak mulai 1 hingga 9 Februari 2021, salah satunya di Aceh Barat.
Slide projector menggantung di plafon ruangan berukuran 10×10 meter itu. Dua laki-laki dan tiga perempuan muda, dengan penuh semangat menyampaikan materi, yang juga diselingi dengan pemutaran film dokumenter karya anak muda Aceh.
Kegiatan roadshow diawali dengan screening lima film produksi Aceh Documentary, dengan judul “Lentera Kuning” dari Aceh Besar, “Tarian Kehidupan” dari Subulussalam, “Klinik Nenek” dari Aceh Jaya, “Dodaidi Tak Lagi Terngiang” dari Aceh Besar, dan “Kupiah Riman” dari Pidie.
Selanjutnya, bedah film dokumenter, dilanjutkan dengan coaching clinic guna membedah pengisian proposal, riset dokumenter dan cara pengajuan proposal ADJ 2021.
Pembina Komunitas Sigeupai Sinema, sekaligus sebagai panitia roadshow, Nurul Fahmi mengatakan, film dokumenter merupakan ruang kritik seni yang bertujuan memberikan informasi, pendidikan, hiburan dan juga sebagai kontrol sosial.
Menurutnya, film dokumenter memberikan pengaruh besar dalam menunjukkan fakta yang terjadi dalam kondisi sosial atau pun persoalan di dalam masyarakat.
“Tema yang diangkat ADJ pada tahun ini bertajuk kearifan lokal,” terang Fahmi. Hari itu, ia mengenakan kemeja batik krem.
Fahmi menyampaikan, banyak persoalan yang terjadi di sekitar kita hari ini, dapat diangkat menjadi ide cerita. Misalnya, persoalan budaya Aceh yang saat ini mulai memudar seiring perkembangan zaman.
“Jika budaya tersebut digeser dengan budaya lain, maka hilanglah identitas daerah tersebut,” ujarnya.
Fahmi melanjutkan, selain sebagai ruang ekspresi, film dokumenter juga dapat menjadi rujukan bagi generasi mendatang.
“Lewat film dokumenter, kita bisa menunjukkan setiap persoalan yang ada,” kata fotografer lepas itu.
Dalam ruangan yang dilengkapi pendingin ruangan itu, Ketua Komunitas Sigeupai Sinema, Muhammad Noza penuh semangat memberikan klinik pelatihan kepada peserta.
Mengenakan kupluk rajut hitam, Noza terlihat trendi dengan celana cargo hitam, dipadu kaos army loreng dan outfit kemeja putih.
Alumni Komunikasi dan Penyiaran Islam STAIN Meulaboh itu, dengan lugas dan tegas menjelaskan setiap materi kepada peserta.
“Riset dalam film dokumenter sangat penting dilakukan, sebelum mengajukan ide film dokumenter,” ujar Noza.
Ia menyampaikan, untuk mengikuti ajang Aceh Documentary Junior (ADJ), tidak harus mampu menguasai kamera atau pun pengeditan film. Sebab nanti, akan dibina oleh pihak ADJ dari dasar.
“Hal terpenting adalah teman-teman punya ide dan kemauan untuk belajar film,” tambah alumni Aceh Documentary Competition itu.
Noza mengatakan, Sigeupai Sinema siap mendampingi dan membantu para siswa di Aceh Barat yang berminat mengikuti ADJ.
Ia yakin, sesuai dengan tema ADJ, “pelajar pasti bisa,” siswa di Aceh Barat juga mampu menghasilkan film yang bagus jika mereka mau bekerja keras.
Noza juga berharap, dari tujuh sekolah di Aceh Barat yang diadakan Roadshow, setidaknya ada beberapa tim yang mengikuti ADJ hingga ke tahap produksi film.
Ia berterimakasih kepadaa Yayasan Aceh Dokumentari yang telah mempercayai komunitas Sigeupai Sinema sebagai mitra roadshow di Aceh Barat.
“Semoga ke depan, juga ada projek-projek yang luar biasa yang diadakan oleh Aceh Documentary,” harapnya.
Baca berita terkait: Pelajar Aceh, Yuk Ikut ADJ 2021
Zulfan, peserta roadshow, terlihat antusias. Ia mengaku tertarik untuk mengikuti ADJ 2021. Sepanjang acara, ia menanyakan banyak hal terkait film dokumenter.
“Saya tertarik, karena saya juga senang dalam hal editing video,” ujarnya.
Hal yang sama juga dirasakan Delfika Tarlisma Putri. Ia mengungkapkan kekagumannya terhadap film dokumenter yang mengangkat isu-isu kecil di sekitar, namun sangat bermanfaat untuk masyarakat.
“Setelah mendengarkan penjelasan tentang dokumenter, saya tertarik untuk lebih mengenal bagaimana ADJ itu sebenarnya,” kata gadis manis itu.
Kepala SMKN 1 Meulaboh, Paisal menyambut baik kegiatan tersebut, karena dapat memberi pencerahan kepada siswa tentang film dokumenter. Khususnya bagi anak-anak yang memiliki bakat di bidang tersebut.
Menurutnya, kegiatan ADJ bisa menjadi wadah bagi siswa, sehingga bisa melahirkan sineas muda Aceh Barat yang dapat bersaing dengan daerah lainnya.
“Semoga kegiatan ini bisa terus berkembang dan berlanjut setiap tahunya,” harapnya, saat dikonfirmasi melalui media WhatsApp. []
WARTAWAN : MARIANI
EDITOR: RAHMAT TRISNAMAL