Melawan Batas

oleh -113 views
Ilustrasi Sarjana Fotografi: BASAJAN.NET/NURUL FAHMI.

Oleh: Nurul Fahmi*


BASAJAN.NET- Di sebuah kampus yang tidak begitu ternama, terdapat seorang mahasiswa bernama Ami. Seorang anak desa yang tidak pernah membayangkan, jika pilihan untuk melanjutkan pendidikan strata satu benar-benar akan mengubah hidupnya.

Pada awalnya, Ami lebih fokus pada studinya. Walaupun memiliki ketertarikan pada fotografi, namun ia membuang jauh-jauh keinginan itu. Kala itu, ia berpikir fotografi hanya bagi orang-orang tertentu yang memiliki keahlian khusus, dan banyak uang.

Ami tumbuh di lingkungan keluarga sederhana, di pinggiran kota kecil. Teknologi seperti kamera fotografi, masih terasa asing dan jauh dari jangkauannya.

Namun, takdir mempertemukan Ami dengan kesempatan yang mengubah pandangannya tentang dunia ini.

Suatu hari, seorang dosen bernama Jun, yang juga bertugas sebagai tenaga humas di kampusnya, mengajak Ami dan beberapa teman sekelasnya untuk mendokumentasikan kegiatan resmi kampus.

Meskipun tidak ada kaitannya dengan matakuliah, namun kesempatan emas itu tak ingin dilewatkan begitu saja oleh Ami. Inilah saatnya ia menguji keberaniannya.

Jun memberikan kamera kepada Ami dan teman-temannya, seraya memberikan semangat, “belajar dari kesalahanmu membuat kamu lebih pintar. Belajar dari pengalamanmu membuat kamu lebih bijak.”

Kata-kata itu memberikan keberanian pada Ami untuk mencoba. Meskipun awalnya agak ragu dan tidak memiliki pengalaman, Ami dengan tekun belajar dan berlatih mengoperasikan kamera.

Ia mulai memahami dasar-dasar teknik fotografi seperti pencahayaan, framing, dan komposisi. Setiap kali melakukan kesalahan atau mendapatkan hasil yang kurang memuaskan, Ami belajar dari pengalamannya dan terus memperbaiki diri.

Seiring berjalannya waktu, hobi Ami dalam fotografi mulai berkembang. Ia tidak lagi hanya melihat fotografi sebagai tugas atau kegiatan biasa, tetapi lebih sebagai cara untuk mengekspresikan diri dan mengabadikan momen-momen berharga.

Ami seringkali menghabiskan waktu luangnya untuk mengambil foto-foto di sekitar kampus, menghadiri acara-acara dan kegiatan mahasiswa, serta mengabadikan keindahan alam di sekitarnya.

Tak hanya sebagai hobi semata, fotografi juga mulai memberikan penghasilan tambahan bagi Ami.

Hidup dari Fotografi

Setelah menyelesaikan pendidikan S1, ia mulai memberanikan diri menerima berbagai tawaran pekerjaan fotografi komersial. Mulai dari pemotretan keluarga, acara ulang tahun, pernikahan, resepsi dan acara formal kampus.

Pendapatan yang ia peroleh dari hasil motret, sebagian ia gunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Selebihnya, ia tabung sebagai bekal pendidikan S2.

Perjalanan Ami menuju S2 tidaklah mudah. Ia harus berjuang keras untuk mengumpulkan uang dari pekerjaan fotografi dan membagi waktu antara kuliah, pekerjaan, dan kehidupan sosialnya.

Meskipun kadang-kadang melelahkan, Ami tidak pernah menyerah. Ia terus mempertahankan semangatnya yang kuat dan berusaha semaksimal mungkin untuk meraih impiannya.

Alhirnya, dengan ketekunan dan kerja kerasnya, Ami berhasil lulus dari program S2 di salah satu universitas ternama di Medan. Gelar yang ia peroleh adalah bukti dari perjuangan dan pengorbanannya selama ini.

Bukan hanya meraih pendidikan yang lebih tinggi, tetapi juga membuktikan pada dirinya sendiri. Dengan tekad kuat dan kegigihan, impian bisa menjadi kenyataan. (*)

* Salah satu pendiri Komunitas Basajan dan mentor fotografi Basajan Creative School (BCS).

.

EDITOR: JUNAIDI MULIENG

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.