BASAJAN.NET, Meulaboh- Kecanggihan teknologi di era digital menghadirkan berbagai alat bantu untuk memudahkan manusia dalam segala urusan, termasuk menulis. Namun hal itu tak dapat menggantikan kreativitas seseorang dalam menulis.
“Karena di situlah letak perbedaan besar antara manusia dan mesin,” ujar akademisi STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh, Mellyan, Ahad, 10 November 2024.
Hal itu disampaikan Mellyan pada seminar karya tulis ilmiah dengan tema “Membangkitkan Ide dan Kreativitas Mahasiswa dalam Rangka Memperkuat Literasi dan Numerasi Bagi Mahasiswa Melalui Pelatihan Karya Ilmiah.”
Seminar ini diadakan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Riset Ilmiah dan Penalaran (RI Pena) Mahasiswa Universitas Teuku Umar di aula kampus setempat, diikuti puluhan mahasiswa.
Dalam materinya, Mely menjelaskan, banyak ragam tulisan yang dapat dipilih oleh mahasiswa untuk mengasah penalaran dan kreativitas. Mulai dari karya tulis ilmiah, seperti makalah, skripsi, jurnal dan artikel ilmiah lainnya, hingga artikel jurnalistik dan sastra.
“Setiap karya tulis memiliki ketentuan dan cara penulisan yang berbeda,” terangnya.
Meski demikian, lanjut Mely, karya tulis yang baik haruslah didasarkan pada riset dan cara penyajian yang menarik, dan mudah dipahami, sehingga mampu mempengaruhi pembaca.
“Riset berlaku untuk semua jenis tulisan, baik ilmiah maupun fiksi,” ungkapnya.
Sementara itu, Pembina UKM RI-PENA, Saiful Asra mengatakan, seminar itu bertujuan mendorong mahasiswa untuk mengembangkan ide-ide baru dan berfikir kreatif dalam menghasilkan karya ilmiah.
“Semoga peserta dapat memperoleh pengetahuan baru, terutama terkait karya tulis ilmiah,” harapnya.
==========================
WARTAWAN: OKA RAHMADIYAH
EDITOR: JUNAIDI MULIENG