Covid-19 Berdampak pada Ekonomi Mikro Aceh

oleh -570 views

BASAJAN.NET, Meulaboh- Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, Raja Masbar mengatakan, pandemi Covid-19 berdampak pada kondisi ekonomi mikro di Aceh.

Menurutnya, pembatasan sosial ekonomi yang diberlakukan pemerintah, membuat perekonomian masyarakat, terutama petani, sektor informal dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), menjadi lesu.

“Sedangkan secara makro, perekonomian Aceh tidak terlalu berpengaruh dengan pandemi Covid-19,” ujar Raja Masbar, website seminar (webinar) nasional Inflasi dan Ketenagakerjaan di Tengah Pandemi COVID-19 Era New Normal, Selasa, 16 Juni 2020.

Masbar menyampaikan, UMKM harus menjadi komponen utama dalam tahapan memasuki normal baru. Dengan demikian, kesempatan kerja baru akan tersedia, tenaga kerja terjamin, inflasi stabil dan pertumbuhan baru akan kompetitif.

Selain Raja Masbar, Webinar yang diadakan Program Studi Ekonomi Pembangunan (EKP) Fakultas Ekonomi Universitas Teuku Umar itu, juga diisi sejumlah narasumber lainnya, seperti Kepala Bank Indonesia Provinsi Aceh, Zainal Arifin Lubis, Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh Ihsanurijal, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Teuku Umar, T Zulham. Dipandu oleh Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi Universitas Teuku Umar, Syahril.

Kepala Bank Indonesia Provinsi Aceh, Zainal Arifin Lubis menyampaikan, terhambatnya distribusi dan penjualan barang, menjadi tantangan selama Covid-19.

Selain itu, lanjut Zainal, pembatasan aktivitas masyarakat juga berimbas pada kecenderungan penurunan permintaan. Begitu halnya penurunan permintaan berimbas pada turunnya pemasukan.

“Sehingga pendapatan dan biaya usaha tidak lagi seimbang dan cenderung buruk,” ujarnya.

Menurut Zainal, hal itu berakibat pada pengurangan pegawai dan menurunnya daya beli masyarakat. 

“Akhirnya terjadi pemberhentian aktivitas produksi, guna menekan potensi kerugian,” sebutnya.

Pernyataan Zainal sejalan dengan penyanpaian Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh, Ihsanurijal. Menurutnya, pada kondisi Covid-19, tingkat pengangguran terbuka daerah perkotaan lebih tinggi dibandingkan daerah pedesaan. Terutama pada penduduk berpendidikan rendah.

“Tingkat pengangguran terbuka tertinggi terdapat pada jenjang pendidikan perguruan tinggi,” jelasnya.

Sementara itu, Dekan Fakultas Ekonomi UTU, T Zulham menjelaskan, inflasi atau deflasi berhubungan erat dengan ketenagakerjaan baik dari sisi demand for labor (kesempatan kerja), maupun supply of labor (pasokan tenaga kerja).[]

 

EDITOR: JUNAIDI MULIENG

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.