Ahok Menanjak

oleh -457 views

Penulis: Yodivalno Ikhlas

KURANG dari H-3 sebelum masa pencoblosan Gubernur-Wakil Gubernur DKI Jakarta 2017-2022, hasil survey menunjukkan suara Ahok mulai mengalami kenaikan yang sangat signifikan, sebelumnya, dari beberapa lembaga survey yang ada, gap antara suara Ahok dengan Anies cukup besar.

Ini disebabkan oleh beberapa hal, pertama, kasus penistaan agama yang menyeret nama Ahok, kedua, kasus Korupsi yang menyeret namanya, mulai dari kasus Sumber Waras sampai terakhir kasus E-KTP, ketiga, perlakuan yang tidak manusiawi terhadap korban penggusuran, keempat, migrasi suara dari pasangan nomor 1, Agus-Sylvi.

Menanjaknya suara Ahok disebabkan oleh tiga hal. Pertama, ditundanya keputusan pengadilan terhadap kasus penistaan agama yang sedang menimpanya, kedua, penonjolan pasangannya ke publik, yaitu Djarot Saiful Hidayat. Terakhir, bom Sembako ke seluruh pelosok Jakarta, yang mana memamfaatkan kelemahan publik Jakarta yang cenderung pelupa.

Penundaan terhadap keluarnya keputusan pengadilan, sangat besar pengaruhnya terhadap Ahok, sehingga timnya, yang memiliki support dana berlimpah, tanpa tanggung-tanggung menurunkan logistik ke setiap stakeholder relawan Ahok di lapangan. Sekaligus ini, mendemarketisasi kasus penistaan agama yang dilakukan oleh Ahok terhadap Al-Qur’an, Surah Al Maidah : 51.

Djarot yang dalam beberapa kesempatan, selalu malu-malu untuk muncul ke tengah publik, mulai dipasang sebagai kartu pamungkas bagi timses pasangan nomer dua ini. Mulai dari pemamfaatan latar belakang Djarot yang punya darah NU sampai mengkapitalisasi gelar haji yang dimilikinya. Sosok Djarot yang asli Blitar tentu sangat jawa, akan menggerus suara Anies Sandi yang memang tak punya darah Jawa sekental dirinya. Kemudian, tipikal Djarot yang cenderung lebih tenang dari Ahok, setidaknya akan memadamkan “api” yang sering disulut oleh Ahok.

Bom sembako disebar secara masif oleh tim sukses Ahok Djarot di lapangan yang bahkan disinyalir dikawal oleh oknum aparat, juga memaksa presepsi masyarakat di level alit mulai melunak terhadap pasangan Ahok – Djarot, sekalipun perlakuan Ahok yang cenderung kasar dan galak terhadap masyarakat kecil. Tipikal pemilih amnesia adalah sasaran empuk dari operasi bom sembako tersebut. Jika kampanye negatif dari tim Ahok ini tidak segera diantisipasi oleh tim Anies dalam waktu kurang dari 24 jam dari sekarang, maka bukan tidak mungkin Ahok kembali digdaya.

Sisa waktu yang ada menjelang pencoblosan ada detik-detik krusial bagi masa depan DKI Jakarta bahkan Indonesia. Jika tak pandai-pandai mengelolanya, hal ini bisa menjadi bom waktu yang mengancam keamanan negara ini. Provokasi-provokasi mulai dilaksanakan, mulai dari peledakan mobil di dekat tabligh Akbar, Habib Rizieq, penyerangan terhadap Buya Majid, Ketua Tanfidz DPD FPI DKI Jakarta, sampai mobilisasi massa Banser daerah beberapa daerah ke Jakarta. Semoga Jakarta tetap dalam kedamaian, sekali pun suhu pilkada sedikit mencekam.***

 

*Penulis adalah dosen Prodi Teknik Sipil Akademi Komunitas Negeri Aceh Barat. Dapat dihubungi di yodivalno@gmail.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.