UIN dan Unimal Jalin Kerjasama dengan Artline Shachihata Jepang

oleh -274 views
Rektor UIN Ar-Raniry, Farid Wajdi Ibrahim disaksikan Warek bidang kerja sama Syamsul Rijal bersama Presiden direktur Artline Indonesia Aruwan Soenardi, disaksikan general manager Artline Shachihata Nagoya Jepang Masaaki Okuno. mendatangani naskah kerja sama bidang pendidikan di UIN Ar-Raniry, Kamis, 18 Januari 2018. (Basajan.net/Nat Riwat)

Banda Aceh- Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry dan Universitas Malikussaleh (Unimal) Lhokseumawe, menjalin kerja sama dengan Artline Shachihata Nagoya Jepang. Kegiatan yang dilanjutkan dengan kuliah umum tersebut berlangsung di aula lantai III gedung Rektorat UIN Ar-Raniry, Darussalam Banda Aceh, Kamis, 18 Januari 2018.

Penandatanganan naskah kerja sama tiga lembaga tersebut, pihak UIN ditandatangani Rektor Farid Wajdi Ibrahim, disaksikan Warek bidang kerja sama Syamsul Rijal. Pihak Unimal ditandatangani Rektor, Apridar, sementara dari pihak Artline Shachihata ditandatangai oleh Presiden direktur Artline Indonesia Aruwan Soenardi, disaksikan general manager Artline Shachihata Nagoya Jepang Masaaki Okuno.

Farid Wajdi Ibrahim, usai menadatangani MoU mengatakan, pimpinan UIN Ar-Raniry menyambut baik kerjasama dengan Artline yang menawarkan kerja sama dalam rangka penguatan sumber daya manusia, dan membuka les bahasa Jepang yakni Jepang Corner yang dikelola oleh International Office UIN Ar-Raniry.

“Karena jika ada mahasiswa kita yang ingin melanjutkan studi ke Jepang, tentu harus memahami bahasa mereka, kita memberi apresiasi kepada pihak-pihak yang telah memberikan dukungan dalam kegiatan ini,” ujarnya.

Hal senada juga diungkapkan Rektor Unimal Apridar, masyarakat Jepang sangat komitmen dalam hal pendidikan, mereka menyadari bahwa kemajuan Negara mereka adalah akibat majunya pendidikan, maka mengalokasikan dana yang besar dalam membangun pendidikan.

Menurutnya, komitmen masyarakat Jepang ingin melihat kemajuan dunia ke depan berada di Asia, terutama Indonesia.

“Kita perlu banyak  belajar pada Jepang dalam berbagai hal,” tambahnya.

Sementara itu, General Manager Artline Shachihata Nagoya Jepang Masaaki Okuno mengatakan, hal yang paling mendasar untuk membangun sebuah bangsa adalah pendidikan, berangkat dari keterpurukan Negara Jepang setelah tragedi bom atom di Negara tersebut.

Menurutnya, setelah kejadian tersebut tidak ada pilihan lain bagi masyarakat Jepang selain meningkatkan pendidikan rakyatnya, dan pada saat itu tidak ada orang tidak yang tidak sekolah.

“Aceh dan Jepang memiliki kesamaan, di mana bangkit setelah terjadinya bencana. Kami tergerak hati untuk bekerja sama, khususnya di bidang pendidikan, dalam hal itu kami tidak dapat bekerja sendiri tanpa ada dukungan dari para pihak,” ujarnya. []


Editor: Junaidi Mulieng

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *