BASAJAN.net, BANDA ACEH – Ikatan Mahasiswa Bahasa Arab Aceh (IMBA) mengunjungi Lembaga Pendidikan dan Sosial Rumoh Baca Aneuk Nanggroe (RUMAN) Aceh di Gampong Punge Blang Cut, Kecamatan Jaya Baru, Banda Aceh, Sabtu 7 Juli 2019. “Selain bersilaturrahim, kami sengaja mengunjungi RUMAN untuk mencari inspirasi dan belajar dari pengalaman mereka dalam mengelola sebuah lembaga pendidikan,” ujar M. Jaisar Raju Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Arab Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry.
Rombongan diterima langsung oleh Pendiri RUMAN Aceh, Ahmad Arif beserta dua relawan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) RUMAN, Fikri Rizki Pohan dan Oktavi Maulizar.
Dalam pertemuan tersebut, Arif menuturkan sekelumit perjalanan RUMAN Aceh sejak cikal bakal yang berupa pustaka pribada pada awal tahun 2007, hingga sekarang. Ia menjelaskan, RUMAN selama dijalankan di atas tiga prinsip utama. Pertama, full social and charity (murni sosial). Kedua, berdiri di atas dan untuk semua golongan atau independen.
“Ketiga, hana fee (tidak ada fee) atau tidak ada udang di balik bakwan,” ungkap Arif kepada redaksi Basajan.net, Senin 9 Juli 2018.
Hana fee, lanjut Arif , merupakan yang paling berat dari ketiga prinsip tersebut. Karena harus selalu sama antara ucapan dan perbuatan. Bahkan, demi mempertahankan prinsip tersebut, Arif beserta istri menjual mobil yang baru tujuh bulan dibeli untuk menyewa base camp yang sekarang ditempati.
“Itu kita lakukan sebagai konsekuensi menolak tawaran bantuan Rp 1.5 Miliar dari salah seorang tokoh, karena tidak sesuai dengan prinsip kita yang ketiga, hana fee,” tambah Arif.
Sebagai informasi, RUMAN Aceh pernah menyalurkan donasi sebesar Rp 1 Miliar dalam rentang waktu Mei–Desember 2015, bagi pengungsi Rohingya di Aceh. Membuka lima gelombang kursus menjahit gratis dengan total 65 peserta, semua kebutuhan kursus juga disediakan. Menggelar Tesa Pelan (tebar sarapan untuk penyapu jalan) pada tiap Sabtu selama hampir setahun.[]
Editor: Nurkhalis
