BASAJAN.NET, Banda Aceh- Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah I, Piet Rusdi menyampaikan, pihaknya siap memperjuangkan rekomendasi hasil Duek Pakat Kebudayaan Aceh terkait Rancangan Qanun (Raqan) Pemajuan Kebudayaan Aceh.
“Kami sangat membutuhkan hasil rekomendasi dari hasil duek pakat kebudayaan ini, sebagai suplemen untuk langkah-langkah strategis pemajuan kebudayaan Aceh ke depan,” ujarnya.
Hal itu disampaikan Piet Rusdi pada penutupan Duek Pakat Kebudayaan Aceh Tahun 2024, di Rooftop Hotel Madinah, Banda Aceh, Jumat, 15 November 2024.
Piet mengatakan, Duek Pakat Kebudayaan ini sebagai langkah maju bagi Aceh yang bisa menjadi model bagi daerah lain.
“Sekaligus menjadi bahan pengayaan untuk kami sampaikan kepada pemimpin Aceh,” ucapnya.
Baca berita terkait: Pertama Kali Ratusan Budayawan Aceh Duek Pakat di Banda Aceh
Piet menyampaikan, dialog terkait berbagai Objek Pemajuan Kebudayaan (OPK) harus lebih ditingkatkan, sehingga bisa bersama-sama mencari jalan keluar terhadap permasalahan-permasalahan yang dihadapi.
“Sekaligus sebagai masukan data bagi kami terhadap keberadaan OPK dan komunitas-komunitas yang ada. Kerja yang kami lakukan berdasarkan data,” tegasnya.
Ia berharap, ke depan pertemuan dengan para pelaku budaya dapat dilakukan kembali, untuk merumuskan rencana aksi pemajuan kebudayaan Aceh.
“Kami tidak bisa bergerak sendiri, dan sebisa mungkin berupaya memfasilitasi setiap persoalan yang ada,” tutupnya.
Kawal Tuntas Raqan Pemajuan Kebudayaan Aceh
Sementara itu, Koordinator Suara untuk Kebudayaan Aceh Terarah (SUKAT), Iskandar Tungang menyampaikan, sebagai wadah untuk ekosistem kebudayaan Aceh, pihaknya akan terus menyuarakan dan mengadvokasi berbagai hal terkait pemajuan kebudayaan di Aceh.
Terkait Raqan Pemajuan Kebudayaan Aceh, lanjut Iskandar, hal itu akan menjadi sorotan SUKAT dan terus mengawalnya secara khusus.
“Kami juga mengajak seluruh SDM budaya di Aceh untuk bersama-sama mengawal proses ini hingga tuntas,” serunya.
Sadikin, seniman kopi dari Bener Meriah berharap, dari hasil Duek Pakat Kebudayaan Aceh, BPK Wilayah I harus mampu mendorong pembentukan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata di setiap kabupaten/kota.
“Saya membayangkan, apa yg sudah digagas dari duek pakat ini, akan menjadikan Aceh lebih berwarna dan indah ke depan,” ucapnya.
Hal senada juga disampaikan seniman dan budayawan Aceh, Rahmad Sanjaya, ke depan pembangunan tidak hanya fokus pada cagar budaya, tapi juga pilar budaya itu sendiri yang tidak boleh diabaikan.
“Untuk itu, perlu adanya pertemuan lanjutan ke depan dengan para pelaku budaya untuk memetakan persoalan-persoalan yang ada sebagai data bagi BPK,” usulnya.[]
==========================
EDITOR: JUNAIDI MULIENG