BASAJAN.net, Banda Aceh- Kabupaten Aceh Barat terpilih sebagai Juara Harapan III atau Juara 6 Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) 7 tahun 2018, dengan nilai 1.100. PKA 7 resmi ditutup oleh Menteri Agraria dan Tata Ruang Republik Indonesia, Sofyan A. Djalil, Rabu 16 Agustus 2018, malam di Taman Sultanah Safiatuddin Banda Aceh.
Dalam perhelatan akbar tersebut, juara umum/juara I diraih Kabupaten Aceh Selatan dengan nilai 1.870, juara II diraih Kabupaten Aceh Besar dengan nilai 1.820 dan juara III diraih Kota Banda Aceh dengan nilai 1.740. Sedangkan juara harapan I dan II masing-masing diraih Kabupaten Bireuen dengan nilai 1.520 dan Kabupaten Aceh Tengah dengan nilai 1.510.
Sekretaris Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Aceh Barat, Ibnu Abbas mengungkapkan rasa syukurnya meski Kontingen Aceh Barat hanya meraih juara harapan III pada ajang PKA 7 ini.
“Alhamdulilah kita sudah berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan yang terbaik bagi masyarakat Aceh Barat,” ujarnya.
Selain juara harapan III anjungan terbaik, Kontingen Aceh Barat juga meraih juara 7 meurukon, juara 6 boh gaca, juara 10 cipta baca puisi, juara 3 mobil hias. Juara 6 putroe bungong, juara 5 melukis, juara 1 dan 4 geunteut putra, juara 2 dan 4 geunteut putri, juara 6 jalo. Juara I tabak dan galah masen, juara 4 seudati tunang dan juara 2 kerajinan anyaman.
Pada kesempatan tersebut, empat budayawan Aceh Barat juga mendapatkan penghargaan dari Pemerintah Aceh, berupa Anugerah Budaya Syah Alam. Mereka adalah Alm. KM Yusuf Ismar, Teuku Ahmad Dadek, Rosni Idham dan Cut Asiah Daud. Empat budayawan tersebut dinilai telah berjasa dalam melestarikan dan memperhatikan budaya
Penutupan PKA 7 dimeriahkan dengan atraksi seni budaya seperti tari meusaho yang dibawakan 28 penari. Penampilan musik the sound of Aceh, dengan instrumen musik perkusi Aceh yang dikolaborasikan dengan pembacaan puisi Fikar W Eda. Selain itu juga ada atraksi tot beude trieng, yang dilakukan Sofyan A. Djalil, Plt. Gubernur Aceh Nova Iriansyah, Pangdam Iskandar Muda, Teuku Abdul Hafil Fuddin dan Wakapolda Aceh Supriyanto Tarah.[]
Editor: Junaidi Mulieng
