Menebar Asa di Barsela (2)

oleh -650 views
Monalisa bersama Tim JMGA saat berada di kebun jeruk warga Sumber Bakti, Kecamatan Darul Makmur, Nagan Raya, Jumat, 11 September 2020. (BASAJAN.NET/NURUL FAHMI).

Potensi Wisata Gambut Sumber Bakti

Lain lubuk lain pula ikannya. Begitu juga halnya dengan potensi gambut yang ada di Barat Selatan Aceh (Barsela). Seperti halnya di Gampong Sumber Bakti, Kecamatan Darul Makmur, Kabupaten Nagan Raya. Di desa ini, potensi alam yang bersumber dari air dan kebun melimpah ruah.

“Tahun 2022, kita menargetkan Sumber Bakti menjadi proyek percontohan sebagai desa wisata gambut di Aceh, yang berbasis ekonomi kemasyarakatan dan pelestarian ekosistem gambut,” ujar Monalisa.

Memasuki Gampong Sumber Bakti, kita akan menemukan rumah-rumah warga dengan dinding kayu, beratap daun rumbia. Hanya satu dua rumah warga yang terbuat dari batu bata. Pada umumnya, penduduk Sumber Bakti bekerja di sektor pertanian, karyawan perkebunan dan pegawai negeri sipil.

Monalisa bersama warga Sumber Bakti. FOTO: BASAJAN.NET/NURUL FAHMI.

Ia menuturkan, saat ini sebagian besar masyarakat di Gampong Sumber Bakti sudah mulai beralih untuk menanam komoditi non sawit. Beberapa jenis tanaman non sawit yang mulai dikembangkan, di antaranya porang, pete, jengkol dan jahe.

Baca juga: Menebar Asa di Barsela (1)

Menurut Mona, secara perlahan Sumber Bakti telah merasakan manfaat dari pengelolaan lahan gambut yang baik. Pada 2019, sudah banyak masyarakat yang beralih dari komoditi sawit ke tanaman lain. Terlebih di tahun itu, harga sawit dunia mengalami penurunan drastis.

“Petani yang sukses dengan menanam selain sawit, dapat memotivasi masyarakat lainnya,” sambungnya.

Ahmadi, warga Sumber Bakti menunjukkan kualitas jeruk di desanya. FOTO: BASAJAN.NET/NURUL FAHMI.

Mona mengatakan, Sumber Bakti memiliki banyak potensi alam seperti jeruk, pete, jahe dan porang. Di samping itu, juga terdapat potensi sumberdaya sungai yang melimpah, seperti ikan limbek, nila dan beragam jenis ikan lainnya.

Ia berharap, kekayaan alam Sumber Bakti dapat diolah dalam berbagai bentuk produk untuk mewujudkan kesejahteraan ekonomi masyarakat setempat.

“JMGA berencana untuk melakukan pembinaan bertahap kepada masyarakat, sehingga Sumber Bakti mampu menciptakan produk yang bisa dipasarkan,” kata Anggota Forum Danau Nusantara (FORMADAN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) itu.

##

Saling Terbuka Jadi Kunci

Setelah menghabiskan waktu sehari di Abdya dan Nagan Raya, esok harinya, tanpa kenal lelah tim JMGA bergerak menuju Gampong Suak Pangkat, Kecamatan Bubon, Kabupaten Aceh Barat. Di sana, belasan laki-laki dan perempuan dengan usia muda dan tua telah menunggu di ruang pertemuan balai desa.

MONALISA saat memberikan penyuluhan di Gampong Suak Pangkat, Kecamatan Bubon, Kabupaten Aceh Barat, Senin, 19 Oktober 2020. (BASAJAN.NET/NURUL FAHMI).

Di Suak Pangkat, tim JMGA menemukan permasalahan yang hampir serupa dengan yang dihadapi masyarakat di Desa Rukun Damai, terutama dalam hal perhatian pemerintah.

“Kami bersedia membantu menyukseskan kegiatan penyuluhan gambut ini,” tegas Syahril, salah satu peserta penyuluhan, Senin, 19 Oktober 2020.

Menurut Syahril, selama ini masyarakat telah melakukan pemantauan kebakaran hutan dan kondisi lahan gambut di Suak Pangkat. Namun permasalahannya, hingga saat ini di desa tersebut belum ada posko khusus yang dapat dimanfaatkan masyarakat untuk mengakses informasi tentang gambut.

“Di desa ini juga belum ada alat pompa air,” lanjutnya.

Sekretaris Gampong Suak Pangkat, Syarifudin mengatakan, kondisi Suak Pangkat hari ini dianggap sebagai desa tertinggal. Karenanya ia berharap, penyuluhan yang dilakukan JMGA dapat berlanjut, sehingga taraf hidup masyarakat di sana dapat meningkat dari pengelolaan lahan gambut yang baik dan berkelanjutan.

Sementara itu, Pembina JMGA, Monalisa menyampaikan, kondisi masyarakat di lahan gambut yang pernah ia datangi sangat terbuka dalam setiap kegiatan penyuluhan yang dilakukan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Namun sayangnya, keterbukaan yang ditunjukkan masyarakat tidak sebanding dengan manfaat berkelanjutan yang mereka terima.

Mona menuturkan, hadirnya JMGA untuk mengakamodir beberapa kebutuhan warga terkait restorasi gambut. Mulai dari pembentukan posko pemantauan kebakaran, pompa air, hingga informasi terkait jenis tanaman yang memberikan keuntungan bagi masyarakat.

“Jika masyarakat serius beraih ke komoditi selain sawit, tentunya kita akan terus melakukan pembinaan secara berkelanjutan bagi warga,” ujarnya.

Monalisa menyerahkan tanaman kepada Sekretaris Gampong Suak Pangkat, Syarifudin, Senin, 19 Oktober 2020. (BASAJAN.NET/NURUL FAHMI).

Mona mengakui, jika penyuluhan yang diberikan kepada masyarakat selama ini oleh berbagai lembaga masih terdapat banyak kelemahan, terutama dalam hal transparansi. Sehingga hal itu menyebabkan kepedulian warga perlahan berkurang.

“Maka JMGA harus mampu memberikan solusi terhadap persoalan-persoalan tersebut. Kami berusaha terbuka dalam memberikan pemahaman kepada masyarakat terkait resolusi gambut ke depan,” terangnya.

Ia berharap, desa sebaran gambut dapat menjadi proyek percontohan dalam pengelolaan ekosistem gambut.

“Karena daerah gambut itu wajib dilindungi,” tegas Mona. []

 

WARTAWAN: MARIANI & JUNAIDI MULIENG

EDITOR: JUNAIDI MULIENG

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.