Meulaboh- Masyarakat Suak Geudebang Kecamatan Samatiga mengadakan kenduri dan doa bersama di masjid desa setempat guna memperingati Rabu Abeh yang jatuh pada 15 November.
Rabu Abeh jatuh setiap akhir bulan Shafar pada tahun Hijriah. Kenduri dan doa bersama dipimpin oleh Teungku Kaswar selaku imam masjid Suak Geudebang. Acara tersebut dilaksanakan malam Rabu 14 November.
“Acara diawali dengan membaca Yasin, surat al-iklas serta tahlil, tujuannya agar kita dijauhkan dari segala bala oleh Allah,”ujar Teungku Kaswar.
“Walaupun sebagian masyarakat memperingati tolak bala dengan berkumpul di pinggir pantai serta makan-makan, namun inti dari acara tolak bala ialah malam ini, berdoa bersama di masjid,” tambahnya.
Menurut Teungku Kaswar seharusnya dalam pemahaman Islam, Rabu Abeh diisi dengan kegiatan yang mendekatkan diri kepada Allah, seperti membaca yasin, zikir akbar serta bertawajuh bagi ahli sufi, agar dijauhkan dari segala mara bahaya.
“Berpesta masih diartikan oleh masyarakat Aceh sebagai tolak bala, padahal itu pengundang bala,” katanya
Dahulu masyarakat Aceh bersama para Teungku dan Ulama juga mengadakan makan bersama dengan menyembelih kambing atau kerbau. Setelah mereka mengadakan shalat dan doa bersama di pinggir sungai agar dijauhkan dari mara bahaya.
Yusuf salah seorang warga yang mengikuti peringatan Rabu Abeh mengatakan, Rabu terakhir di hulan Safar itu merupakan hari yang baik bagi masyarakat, karena pada hari ini seluruh masyarakat berdoa serta berzikir bersama.
Acara malam ini bersifat positif, karena mengajak seluruh masyarakat berkumpul di masjid untuk berdoa, meminta agar dijauhkan dari mala petaka serta dihindarkan dari semua masalah oleh Allah.
“Semoga kegiatan ini bisa mengubah pandangan masyarakat serta menyadari makna Rabu Abeh yang sebenarnya, agar tidak ada generasi penerus yang salah memaknai peringatan tersebut,” harap Yusuf.[]
Editor: Mellyan Nyakman