Banda Aceh- Putra Aceh, Hajarul Akbar Alhafizh SHI, MA dipercayakan oleh Kementerian Agama Pusat untuk mewakili Republik Indonesia dalam even Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Internasional yang diselenggarakan Republik Turki di Istanbul.
Keikutsertaan Hajarul Akbar, yang merupakan dosen luar biasa UIN Ar-Raniry Banda Aceh,pada MTQ yang diadakan oleh Kementerian Agama Turki 19-26 Mei 2017 tersebut, berdasarkan SK Dirjen Bimas Islam Kemenag RI.
“Saya mulai menghafal Quran sejak usia MIN di bawah bimbingan orang tua dan kakek saya di rumah. Ketekunan dan kedisplinan orang tua membuat saya lebih mudah dalam menghafal Alquran dan mempelajarinya,” ungkap Hajarul Akbar, sebagaimana dikutip Republika, Kamis 18 Mei 2017.
“Namun, mulai intensif menghafal Alquran saat di MUQ Pagar Air dengan syaikh dan guru sangat senior seperti Ustaz Sualip Khamsin dan Ustaz Amin Chusaini, serta banyak guru saya lainnya,” lanjut Hajarul Akbar, mengisahkan pengalamannya menghafal Alquran.
Hajarul Akbar dipercayakan untuk tampil pada cabang hafizh 30 juz. Alumnus Madrasah Ulumul Qur’an (MUQ) Pagar Air Aceh Besar itu akan bersaing dengan para huffazh (penghafal) Alquran peserta MTQ dari berbagai negara Islam lainnya yang akan berpartisipasi dalam even ini. Selain Hajarul Akbar, peserta lainnya dari Indonesia adalah M Riqon dari Kalimantan selatan cabang tilawah.
Hajarul Akbar, 29 tahun, lahir di Gampong Lhang, Kecamatan Pidie, Kabupaten Pidie. Ia kini mengabdi di Aceh sejak setahun lalu setelah sebelumnya lebih kurang 11 tahun berada di Pulau Jawa mengenyam pendidikan S1 dan S2. Sekaligus mengabdi sebagai satu Mudir di Pesantren Darul Qur’an Mulia di Serpong, Provinsi Banten yang memiliki ribuan santri.
Setelah pulang ke Aceh, selain mengajar di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN Ar-Raniry sebagai dosen luar biasa, ia juga sedang merintis pendidikan dayah Tahfizh Alquran di Samahani dengan nama Darul Quran Aceh (DQA). Di DQA ini, Hajarul Akbar mengembangkan metode praktis untuk hafal Alquran. Di mana ia memberikan keteladan full dalam menghafal Alquran.
Bahkan, untuk menunjukkan keseriusannya dalam membina para santri dalam hafal Alquran, Hajarul Akbar mengatakan siap ditest ayat apa saja oleh para calon santrinya. Ia berharap, keseriusannya bisa menjadi motivasi bagi para santri lain untuk serius menghafal Alquran.
Hajarul Akbar mengenyam pendidikan MIN dan MTsN di Tijue, MA di Sigli, lalu ke Madrasah Ulumul Quran (MUQ) Pagar Air. Setelah itu ke Jakarta di Ma’had An-Nuaimy. Menyelesaikan S1 di STAQ Depok dan kemudian melanjutkan program magister ke beberapa kampus.
“Namun, saya hanya menyelesaikan program magister di Institute Ilmu Alquran (IIQ) Jakarta beberapa tahun silam,” ujarnya.
Berbicara mengenail even MTQ, bagi Hajarul Akbar, bukanlah sesuatu yang asing. Tercatat, hampir seluruh Indonesia telah ia kunjungi berkaitan dengan even MTQ. Baik sebagai peserta, pelatih, maupun hakim MTQ.
Sebelum malang melintang pada even MTQ nasional dan kemudian internasional, Hajarul Akbar mengawali sepak terjangnya sebagai peserta MTQ Provinsi Aceh tahun 2003 di Aceh Singkil, tahun 2005 di Langsa, tahun 2007 di Bireuen, tahun 2009 di Takengon, tahun 2011 di Tamiang dan tahun 2013 di Subulussalam.
“Semua even Provinsi Aceh ini saya ikuti bersama Kafilah Kabupaten Pidie. Sementara untuk tingkat nasional alhamdulillah saya sudah tampil sebanyak tujuh kali dan alhmdulillah dua kali mendapat juara. Sedangkan untuk tingkat internasional saya sudah dua kali mengikuti even MTQ, yaitu tahun 2016 lalu di Jordania dan meraih peringkat ke tujuh, dan tahun ini Insya Allah ke Turki dengan harapan mudah-mudah bisa lebih baik lagi,” ujar Hajarul Akbar berharap.
Tentu, doa dari masyarakat Aceh khususnya dan masyarakat Indonesia umumnya, sangat diharapkan agar kiranya Hajarul Akbar bisa tampil maksimal di Turki sehingga bisa meraih peringkat memuaskan. Bukan perkara mudah menghafal 30 juz Alquran dan mengulang-ulangnya setiap hari, Hajarul Akbar telah melakukannya dengan baik.[] Sumber: Republika.co.id
Editor: Junaidi Mulieng