Banda Aceh- Kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) harus mampu berpartisipasi secara kritis dalam setiap aksi perubahan menuju tatanan masyarakat, negara dan dunia, sebagaimana dicita-citakan para pendiri dan sesepuh PMII.
“Jadilah kader bintang simbilan yang benar-benar mampu mewujudkan Islam dalam diri dan jiwanya. Berprinsip mabadi khaira ummah (gerakan pembentukan umat terbaik). Jangan sampai jadi kader Pergerakan Mahasiswa (Insya Allah) Islam,” serunya Muhadzir M. Salda.
Hal tersebut disampaikan Muhadzir saat menyampaikan materi Analisis Korporasi dan Ideologi Media, pada Pelatihan Kader Lanjut (PKL) Pengurus Cabang PMII Kota Banda Aceh, di Gedung Pemuda Aceh, Lamprit, Banda Aceh. Kegiatan tersebut berlangsung 26-30 April 2017.
Muhadzir mengatakan, PMII adalah organ kader yang bergerak, tidak hanya sebagai tempat berhimpun.
“Ini bukan juga organisasi paguyuban. Kalau pun tidak bisa berkuasa, minimal bisa mewarnai dinamika,” ungkapnya.
Menurutnya, sistem pengkaderan di PMII harus diarahkan pada terciptanya individu-individu merdeka, otonom dan independen. Baik dalam bepikir, bersikap maupun berperilaku serta memiliki kapasitas.
Ketua Pelaksana, Safinal mengatakan, PKL tersebut diikuti perwakilan kader PMII cabang Aceh Timur, Langsa, Aceh Tengah, Aceh Tamiang, Lhokseumawe dan Banda Aceh.
PKL adalah jenjang sistem pengkaderan tingkat tiga di PMII, setelah masa penerimaan anggota baru (Mapaba) dan pelatihan kader dasar (PKD).
Saifal menambahkan, jumlah pendaftar hingga tanggal 20 yang konfirmasi ikut 35 orang, yang menyerahkan berkas 22 orang. Lulus screening test 18 orang, dan yang lulus hingga tahap akhir (baiat) 11 orang.
Kegiatan tersebut dibuka langsung oleh Bendum PB PMII, Riduan Hasibuan. Turut hadir Ketua Tafiziah Pengerus Wilayah Nadhatul Ulama (PWNU) Aceh Tgk H Faisal Ali, Polresta Banda Aceh, KODAM IM, Banom NU, KNPI Aceh, KNPI Kota Banda Aceh, OKP se-Kota Banda Aceh, Paguyuban se-Kota Banda aceh, Bem se-Kota Banda Aceh, Pengurus PMII, alumni dan Mabinda PKC PMII Nurdin Dewantara.[]