Dua Fotografer Terbaik Aceh Latih Mahasiswa Meulaboh

oleh -291 views
Junaidi Hanafiah dan Heri Juanda, fotografer muda Aceh, menyampaikan materi fotografi pada workshop phography bercerita lewat foto yang diadakan UKM Pers Lentera STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh. Kegiatan berlangsung di aula kampus setempat, 27-28 November 2017. Basajan.net/Junaidi Mulieng

Meulaboh- Dua fotografer terbaik Aceh, Junaidi Hanafiah dan Heri Juanda, melatih mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Teungku Dirundeng Meulaboh tentang teknik dasar fotografi. Selain itu, keduanya juga saling berbagi pengalaman selama menjadi wartawan foto pada sejumlah media lokal, nasional dan internasional.

“Menjadi fotografer itu tak ubahnya seperti seniman lukis,” ungkap Junaidi Hanafiah pada workshop photography bercerita lewat foto.

Acara yang diadakan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Pers Lentera STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh, pada 27-28 November 2017 tersebut, diikuti tiga puluhan peserta dari berbagai program studi.

Junaidi yang saat ini aktif sebagai fotografer situs berita lingkungan, Mongabay, memaparkan foto yang dihasilkan seorang fotografer merupakan satu karya luarbiasa dari perpaduan berbagai elemen, terutama cahaya.

“Foto adalah karya yang dihasilkan dari pemanfaatan ruang cahaya,” ujar Junaidi.

Ia menjelaskan, untuk menghasilkan foto dengan pencahayaan yang baik, tiap fotografer pemula harus betul-betul memahami teknik exposure.

“Tentu hal ini harus dilakukan terus menerus,” tegasnya.

Hal serupa juga diutarakan Heri Juanda. Menurutnya, dalam fotografi terdapat tiga komponen dasar yang harus dikuasai tiap fotografer. Shutter speed, aperture dan ISO.

“Tiga unsur tersebut saling melengkapi satu sama lain,” kata Heri Juanda yang saat ini aktif sebagai fotografer Assosiated Pers.

Menurut Heri, setiap foto yang dihasilkan memiliki makna tersendiri. Untuk menghasilkan foto yang bercerita, kreatifitas fotografer mutlak diperlukan.

“Angle dan komposisi yang tepat, sangat menentukan hasil foto,” terang Heri.

Foto yang bagus, lanjut Heri, tidak dihasilkan dalam waktu yang singkat. Tapi harus melewati berbagai percobaan yang dilakukan terus menerus. Karenanya ia berpesan, para peserta untuk terus mengeksplor potensi yang ada dari semua sisi.

“Sehingga peran foto sebagai alat penyampai pesan betul-betul maksimal,” pungkasnya.

Selain diberikan materi, peserta workshop juga dibimbing untuk praktek langsung ke lapangan. Dari hasil praktek tersebut, panitia bersama pemateri memilih tiga foto terbaik. Foto-foto tersebut kemudian dicetak dan dibingkai.

“Hasil karya kawan-kawan semua bagus-bagus,” ungkap Meria Ulfa, Ketua Pelaksana.

Ulfa berharap, usai kegiatan tersebut peserta dapat mengaplikasikan semua ilmu dan pengalaman yang telah didapat. “Semoga ke depan akan terbentuk komunitas fotografi di kampus ini,” harapya.[]

 

 

Reporter: Asha Amila & Muliadi

Editor: Rahmat Trisnamal

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *