Chelsea Vs Barcelona: Duel Aliran Negatif dan Positif Sepak Bola

oleh -259 views
Chelsea vs Barcelona, babak 16 besar Liga Champions Eropa 2017-2018. Twitter @ChampionsLeague

BASAJAN.NET, Meulaboh – Ketika Roberto Falcao, Zico, Socrates, dan kawan-kawan dari Brasil terjungkal 2-3 di tangan Italia pada babak kedua Piala Dunia 1982, sebagian pecinta sepak bola marah. Mereka menyebut abad kegelapan menyelimuti sepak bola. Barcelona bisa mengalami nasib serupa Falcao cs di kandang Chelsea, Stamford Bridge, Rabu dinihari nanti, 21 Februari 2018.

Tipe permainan Falcao dan kawan-kawan di Spanyol 1982 hampir seperti Lionel Messi cs sekarang di Barcelona. “Permainan mereka begitu mengalir. Nyaris seperti tak pernah berpikir lagi (untuk melakukan umpan secara terus-menerus),” kata Tite, pelatih Brasil untuk Piala Dunia 2018, tentang legenda Falcao cs seperti dikutip Guardian.

Disebabkan tradisi dan sejarah pembinaan, adalah suatu aib jika Barcelona bermain dalam suasana tertekan dan berdesak-desakan di daerah permainan sendiri sambil berharap lawan kehilangan bola.

Dalam sejarahnya, terutama sejak kedatangan dua maestro Belanda di Nou Camp 1973, mendiang Rinus Michels dan Johan Cruyff, permainan tim dari ibukota provinsi Catalan itu tak selalu indah dan sangat memikat penonton. Tapi, ada satu hal yang tak boleh hilang, yaitu progresivitas. Sepak bola harus selalu bergerak terbuka, menguasai bola, dan mengambil inisiatif untuk menyerang lebih dulu.

Adapun Chelsea di bawah pelatih asal Italia, Antonio Conte, tidak seekstrim seniornya di Piala Dunia 1982, Claudio Gentile dan kawan-kawan yang bertahan ketat, penjagaan perorangan, dan serobotan cepat kepada Paolo Rossi yang berdiri sendiri paling depan.

Tapi, jejak sepak bola ala pengunci pintu gerendel dalam strategi sepak bola “negatif” cattenacio masih mengalir di darah Antoni Conte. “Kami akan melawan Barcelona sebagai kesatuan tim. Yang dilawan tak cuma Lionel Messi, tapi ada Luis Suarez, dan lainnya,” kata Conte di berbagai situs media di Eropa.

Conte bisa tak seekstrim Jose Mourinho, pada suatu masa, sehingga taktik permainannya disebut seperti memarkir bus di depan gawang sendiri. Tapi, dalam posisi underdog –seperti diakui Conte sendiri-, Chelsea ada kemungkinan menerapkan taktik yang sering diejek sebagai pemainan sepak bola negatif itu.

Chelsea bisa menyerang secara cepat lebih dulu, mencuri gol, dan kemudian bertahan sepanjang waktu. Atau, memperkuat pertahanan dan menunggu anak-anak Barca melakukan keteledoran untuk membobol gawang pasukan Ernesto Valverde. Bisa menumbangkan Barcelona sekarang memang idaman banyak klub, apalagi terjadi di Liga Champions.[]

 

 

Sumber: Tempo.com

Editor: Junaidi Mulieng

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *