BASAJAN.NET, Bener Meriah – Di dataran tinggi penghasil kopi Gayo, persoalan klasik selalu berulang, listrik padam dan cuaca tak menentu saat musim panen. Akibatnya, proses pengeringan biji kopi kerap terhambat dan mutu produksi menurun.
Kini, dua kelompok tani di Kabupaten Bener Meriah, yaitu Koperasi Bukit Diana Blang Rakal dan Kelompok Wanita Tani (KWT) Arul Gading, mendapat “senjata baru” untuk mengatasi masalah itu, berupa green house dan panel surya bantuan tim pengabdian masyarakat Universitas Malikussaleh (Unimal).
Ketua tim, Mursyidin, menjelaskan green house akan digunakan sebagai tempat penjemuran kopi agar kualitas tetap terjaga meski cuaca tak menentu. Sementara panel surya dipasang untuk menyediakan listrik alternatif, mengurangi ketergantungan pada pasokan PLN yang kerap tersendat.
“Dengan teknologi ini, petani bisa menjaga mutu kopi dan menghemat biaya energi,” kata Mursyidin, Ahad, 14 September 2025.
Tak hanya itu, tim juga mengenalkan diversifikasi produk dengan mengolah pisang Cavendish yang tak terpakai menjadi tepung dan roti biskuit. Langkah ini, kata Mursyidin, membuka peluang usaha baru di luar kopi.
Ketua Koperasi Bukit Diana, Irwan, menilai bantuan ini menjawab kebutuhan utama petani. “Selama ini kami terhambat dalam proses penjemuran. Green house membantu menjaga kualitas kopi, apalagi kalau musim hujan,” ujarnya.
Ketua KWT Arul Gading, Mariani, menambahkan pihaknya siap mengembangkan usaha berbasis energi bersih, agar produk lokal mampu bersaing di pasar.
Program ini didukung Direktorat Riset Teknologi dan Pengabdian Masyarakat (DRTPM) Kemristekdikti 2025. Unimal menyebut kegiatan ini sebagai bentuk nyata kontribusi perguruan tinggi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat lewat teknologi ramah lingkungan.[]
======================
EDITOR: JUNAIDI MULIENG



