APSSI: Bom Surabaya Ancam Integrasi Sosial Nasional

oleh -1,016 views
Ketua Umum APSSI, Ida Ruwaida Noor. (Foto: portalmakassar)

BASAJAN.net, JAKARTA- Assosiasi Program Studi Sosiologi Indonesia (APSSI), mengeluarkan pernyataan sikap atas tragedi pemboman Gereja di Surabaya. Ketua Umum APSSI Ida Ruwaida Noor mengatakan, tindakan tersebut menunjukkan adanya upaya menciptakan keresahan, bahkan gesekan sosial di masyarakat. Jika tidak segera ditangani, akan berpotensi mengancam integrasi sosial berskala nasional.

“Merujuk pada berbagai informasi di media, pemboman gereja di Surabaya tampaknya memang direncanakan. Terbukti dari pelaku di tiga gereja berasal dari satu keluarga,” ungkap Ida Ruwaida dalam pernyataan tertulisnya kepada redaksi Basajan.net, Ahad, 13 Mei 2018.

Bom bunuh diri meledak di Gereja Kristen Indonesia Jalan Diponegoro, Surabaya pagi tadi. Rentetan bom terjadi di tiga lokasi yaitu di Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela di Jalan Ngagel Madya Utara, Gereja Pantekosta Pusat Surabaya Jemaat Sawahan di Jalan Arjuno dan Gereja Kristen Indonesia Diponegoro 146 di Jalan Raya Diponegoro. Ida Ruwaida mengatakan, tindakan pengeboman sebagai aksi yang terencana dari sekelompok pihak untuk menstimuli sentimen-sentimen keagamaan.

“Aksi itu tentunya bertujuan menimbulkan keresahan di masyarakat. Apalagi menyasar ke Gereja yang menjadi simbol utama agama. Ada upaya pihak-pihak untuk menstimuli sentimen-sentimen keagamaan,” jelas Ida Ruwaida.

Sementara itu, Staf Ahli Menkominfo Bidang Komunikasi dan Media Massa, Henry Subiakto dalam pernyataan tertulisnya yang dibagikan pengurus APPSI menyebutkan, pendukung teroris layak menjadi musuh bersama bangsa dan negara.

“Kalau ada di antara warga bangsa ini mendukung dan membenarkan aksi teror, maka mereka tak beda dengan teroris itu sendiri. Pendukung teroris identik dengan teroris. Dan mereka pantas juga dikutuk serta diperlakukan sama, yakni layak menjadi musuh bersama bangsa dan negara,” tegas dosen pascasarjana Media dan Komunikasi Universitas Airlangga ini.

Adapun bunyi pernyataan sikap APSSI yaitu, aksi kekerasan dan teror yang terjadi tidak bisa ditoleransi apapun alasannya. Adanya korban-korban jiwa dari perbuatan yang tidak berperi-kemanusiaan tersebut, perlu ditangani dan direspon dengan cepat. Termasuk melindungi keluarga dan para saksi, serta masyarakat luas.

Aparat keamanan segera mengusut tuntas dan mengadili pelaku, serta menghukum seberat-beratnya para aktor yang terlibat langsung maupun tidak langsung. Berbagai pihak perlu mencegah perluasan provokasi, politisasi konflik dan agama. Dan segera mempromosikan kampanye damai demi menjaga stabilitas sosial. Mendorong para tokoh, baik di tingkat lokal maupun nasional, ikut dan terus proaktif dalam upaya penanganan dan pencegahan keresahan sosial. Menghibau pihak berwenang agar segera mengantisipasi berbagai kemungkinan terjadi dengan langkah strategis sesuai koridor politik dan hukum.

“Kami mengajak para insan akademik dan para intelektual kampus berperan aktif menjaga perdamaian dengan berbagai cara guna kebutuhan merawat kemajemukan bangsa,” demikian bunyi pernyaan yang ditanda tangani Ketua Umum APSSI, Ida Ruwaida dan Sekretaris Umum Jendrius.[]

 

Wartawan: Nurkhalis

Editor: Junaidi Mulieng

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *