Vira Dokter Muda yang Menginspirasi

oleh -482 views
Silvira Nazzai (Basajan.net/Istimewa)

Banda Aceh- Gadis manis berbadan mungil asal Matang Geulumpang Dua, Kabupaten Bireueun ini, aktif dalam komunitas pendampingan anak penderita kanker di Aceh.

Silvira Nazzai, sudah setahun bergabung dengan Children Center Care Community (C-Four), komunitas pendampingan anak-anak penderita kanker yang didirikan oleh Ratna Eliza.

Keikutsertaan gadis yang akrab disapa Vira ini, bermula dari rasa kasihan dengan perjuangan anak-anak penderita kanker. Selain itu mereka juga butuh perhatian dari semua orang sama seperti anak lainnya.

“Kalau bukan kita yang muda ini peduli, siapa lagi,” kata gadis yang juga hobi menulis itu.

Meskipun aktivitas yang padat dijalaninya sebagai mahasiswi Fakultas Kedokteran, Universitas Abulyatama, Banda Aceh, Silvira Nazzai tetap menyisihkan waktu luangnya berbagi dengan anak penderita Kanker yang berada di rumah singgah C-Four.

Silvira Nazzai bersama anak penderita kanker. Basajan.net/Istimewa

 

Dokter muda ini mengaku, sejak masih duduk di bangku sekolah ia senang melakukan kegiatan sosial.

Sebenarnya Vira tidak khusus memilih C-Four untuk bergabung, tetapi dia mencari wadah untuk dijadikan tempat berkontribusi dalam membantu sesama. Tidak ada ketertarikan khusus bergabung ke C-Four, hanya niat untuk berbuat lebih di bidang sosial.

“Alhamdulillah saya menemukan C-Four untuk  berkontribusi lebih dalam kegiatan sosial” ungkap gadis 21 tahun itu.

Selain itu, dokter muda mantan wakil ketua bidang Community Empowerment di Organisasi Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia Khusus Sumatra ini mengatakan, sebagai mahasiswa kedokteran mereka belajar mengenai segala jenis penyakit dan dituntut ikhlas dalam menolong setiap pasien, dari situlah ia harus melatih kepekaan terhadap orang-orang di sekelilingnya.

“Sebagai dokter yang baik, saya harus peka terhadap kondisi sosial, terutama penderita kanker yang secara teoritis tidak bisa disembuhkan,” pungkas Vira, yang juga Finalis Aceh Dokumentary Competation 2016 itu.

Tak banyak yang diharapkan Vira. Ia hanya ingin membuat anak-anak penderita kanker selalu bahagia. Memberikan semangat untuk melawan penyakit mematikan itu. Walau tak jarang ia harus menahan kesedihan ketika pasiennya dipanggil oleh sang pencipta.

Sementara itu, Ratna Eliza pendiri rumah singgah C-Four mengatakan, sosok Vira memang luar biasa. Dia memiliki jiwa sosial yang jarang ditemukan pada mahasiswi kedokteran lainnya.

“Vira memang dokter sejati,” ujarnya.

Ratna Eliza masih terkenang salah satu pasien Vira yang bernama Saldi, pasien kanker asal Pulo Aceh, Kabupaten Aceh Besar. Saat bertemu Saldi, Vira menemukan alasan untuk terus bertahan sebagai relawan di rumah singgah. Namun, kedekatan mereka tak berlangsung lama, karena Saldi harus menghadap sang pencipta. Ratna melihat Vira yang begitu kehilangan.

“Saat kami mengantar jenazah Saldi, Vira memandang langit dengan pandangan kosong dan berkata, bu kehilangan satu anak saja rasanya seperti ini,” kenang Ratna.

Saat itu Ratna hanya bisa menghibur gadis itu. Ia mengatakan bahwa itu adalah pekerjaan besar yang harus dikerjakan bersama.

Vira, lanjutnya, bahkan sanggup menahan bau menyengat tanpa menggunakan masker saat mengganti perban Laini, pasien Kanker tulang asal Subulussalam.

“Hanya takut pasiennya tersinggung, Vira menahan bau yang cukup menyengat. Saya sangat salut kepada Vira,” tambahnya.

 

Silvira Nazzai bersama anak penderita kanker. Basajan.net/Istimewa

 

Ratna sering mengajak Vira ke lapangan mengecek langsung kondisi pasien, karena ia tidak paham tentang berbagai jenis penyakit kanker.

Kehadiran Vira cukup membantunya dalam menganilisis berbagai jenis kanker. Ia percaya, Vira mampu melakukan analisa setiap penyakit yang dirasakan pasien, mendampingi pasien saat mengeluh kesakitan, hingga ganti perban atau antiseptik.[]

 

Editor: Mellyan Cutkeumala Nyakman

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *