BASAJAN.Net, Meulaboh – Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Teknik Sipil Universitas Teuku Umar (UTU) kembali menjadi tuan rumah pada kegiatan Temu Wicara Regional (TW Reg) Forum Komunikasi Mahasiswa Teknik Sipil Indonesia (FKMTSI) ke-IX Wilayah Aceh, Senin 22 April 2019.
Kegiatan yang berlangsung di Aula Kampus UTU tersebut diikuti oleh perwakilan dari sebelas kampus yang berada di wilayah Aceh, serta menghadirkan sejumlah pemateri, baik dalam maupun luar daerah, antaranya adalah Rizal Z. Tamin yang merupakan seorang Profesor di Bidang Konstruksi di Institut Teknologi Bandung (ITB).
Ketua Panitia, Willy Ade Andrianti mengatakan, TW Reg berlangsung hingga 26 April 2019 mendatang.
“Tidak hanya seminar nasional dan kongres FKMTSI, Teknik Sipil UTU juga mengadakan demontrasi teknologi, perlombaan LKTI, waterpass, dan autocat. Kita juga ada diskusi kelembagaan dan malam keakraban dengan perwakilan sebelas kampus yang memiliki Prodi Teknik Sipil di Aceh,” ujarnya.
Willy menjelaskan, kegiatan tersebut terdapat beberapa tujuan, antaranya meningkatkan pergerakan serta eksitensi mahasiswa teknik sipil, dan meningkatkan kiprah mahasiswa teknik sipil, sehingga bersifat mandiri dan profesional.
Sementara itu, Rizal Z. Tamin menilai, saat ini Indonesia, terutama Aceh masih kekurangan insinyur atau tenaga teknik sipil profesional. Hal itu dikarenakan para insinyur dari sejumlah perguruan tinggi teknik masih sedikit yang menggeluti profesi sesuai bidang ilmunya.
“Indonesia sangat kekurangan insinyur (perencana, perancang, & pengawas). Perhatian terhadap sektor tersebut juga terbatas, perguruan tinggi tidak cukup berpartisipasi dan pendidikan (profesi) insinyur sudah lama tidak dilakukan,” ungkapnya.
Selain itu, Samsunan yang merupakan Dosen Prodi Teknik Sipil UTU menyampaikan hal yang serupa.
“Idealnya diperlukan sekitar tujuh ratus ribu tenaga ahli konstruksi. Bila terjadi kekurangan Insinyur tahun 2015-2025, maka akan diisi oleh insinyur asing,” ucapnya.
Samsunan berharap, sarjana Teknik Sipil UTU harus memiliki kualifikasi skill yang dibutuhkan. Karena Implementasi dan rencana investasi infrastruktur yang besar harus diimbangi oleh SDM yang berkualitas.
“Mahasiswa harus mampu menyelesaikan pendidikan kesarjanaan sebagai gelar akademis sarjana teknik dan mampu mulai berprofesi di engineering sebagai profesi insinyur (tenaga ahli konstruksi),” tegasnya.
Dalam TW Reg kali ini, panitia mengangkat tema “Revitalisasi Strategi FKMTSI Wilayah Aceh dalam Menghadapi Tantangan Globalisasi”
Koordinator Wilayah FKMTSI Aceh M. Naufal Hanif Syahidan sangat berharap dengan terselenggaranya TW Reg tersebut dapat menjadi pintu awal menjalin kerjasama dengan beberapa pihak, baik elit pemerintahan maupun lembaga swasta yang bergerak dalam bidang ketekniksipilan.
“Semoga Forum ini semakin berkembang, tidak hanya sebagai ajang silaturrahim, tetapi juga menjadi forum yang mengkaji suatu permasalahan yang ilmiah yang dapat memberikan solusi untuk teknik sipil kedepannya,” harapnya.
Sebelas kampus yang hadir yakni, Unsyiah, Unimal, Universitas Samudra, Universital Al Muslim, Universitas Muhammadiyah, UTU, Universital Abulyatama, Universitas Iskandar Muda, Universitas Gunung Leuser, Politeknik Negeri Lhokseumawe, Sekolah Tinggi Teknik Iskandar. []
KONTRIBUTOR : PUTRI AGUS SILVIA
EDITOR : RAHMAT TRISNAMAL