BASAJAN.Net, Meulaboh- Peluang bagi perempuan untuk mengambil posisi di ranah akademis kian bertambah dari waktu ke waktu.
Kepemimpinan wanita dalam dunia akademis di Indonesia sudah tak diragukan lagi. Banyak wanita yang memegang posisi penting dan merupakan seorang pengambil keputusan yang baik. Berikut basajan.net merangkum tujuh figur wanita yang berhasil menjadi rektor perguruan tinggi di Indonesia.
1. Amany Burhanuddin Umar Lubis
Wanita kelahiran Kairo, 22 Desember 1963 ini menjabat Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta periode 2019-2024. Ia dilantik secara resmi oleh Menteri Agama pada Senin, 7 Januari 2019.
Amany Burhanuddin Umar Lubis menyelesaikan pendidikan S1-nya di Universitas Al-Azhar Kairo pada Jurusan Sastra Inggris dan tamat memperoleh Licence (Lc) tahun 1988. Setelah itu ia memperoleh beasiswa Short Course on Women Studies di McGill University Canada (1997). Pada tahun 2002, ia memperoleh gelar doktor bidang Sejarah Kebudayaan Islam pada Program Studi Pengkajian Islam dari Sekolah Pascasarjana UIN Jakarta.
Karier akademiknya dimulai sebagai dosen pegawai negeri sipil (PNS) tahun 1994. Kemudian ia menjabat sebagai Pembantu Dekan Bidang Administrasi Umum Fakultas Dirasat Islamiyah UIN Jakarta (2003-2009). Selain mengajar di UIN Jakarta, sejak 2009 hingga sekarang Amany juga tercatat sebagai pengajar di Sekolah Kajian Stratejik dan Global pada Program Studi Kajian Kawasan Timur Tengah dan Islam Universitas Indonesia serta sejak 2013 hingga sekarang mengajar di Program Pascasarjana Fakultas Strategi Pertahanan Universitas Pertahanan. Jabatan lain yang pernah disandangnya adalah sebagai Deputi Direktur Sekolah Pascasarjana Bidang Pengembangan Kelembagaan UIN Jakarta.
Selain sebagai akademisi, wanita yang sudah mengelilingi 30 negara di lima benua ini juga tercatat memiliki banyak pengalaman di organisasi, baik nasional maupun internasional. Antara lain Ketua Umum Majelis Ilmuwan Muslimah Indonesia (2014-2018), Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) pusat Bidang Perempuan (2015-2020), dan Anggota Board of Trustees Forum for Promoting Peace in Muslim Societies, Abu Dhabi (2016-2020).
2. Inayatillah
Perempuan kelahiran Banda Aceh, 4 Oktober 1973 ini merupakan dosen pada Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik di UIN Ar-Raniry. Ia dilantik sebagai Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Teungku Dirundeng Meulaboh periode 2019-2023, oleh Menteri Agama pada Senin, 7 Januari 2019.
Inayatillah merupakan alumni Doktoral Falsafah Universiti Malaya, di bidang Sejarah dan Tamadun Islam pada tahun 2011. Studi Magisternya dengan konsentrasi Studi Islam diselesaikan di IAIN Ar-Raniry tahun 1996. Gelar Sarjana IAIN Ar-Raniry Program Studi Tadris Bahasa Arab tahun 1991.
Ia juga pernah menjabat Ketua Lembaga Pusat Penjaminan Mutu (LP2M) UIN Ar-Raniry Banda Aceh, 2013.
Saat ini, Inayatillah tercatat aktif dalam Forum Peneliti Aceh, sebagai ketua bidang Sosial dan Budaya. Selain itu, Ia juga mengetuai Divisi Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak pada Himpunan Indonesia untuk Pengembangan Ilmu-ilmu Sosial (HIPIIS).
3. Dwikori Karnawati
Dosen Universitas Gadjah Mada yang mendapatkan gelar doktornya dari department of Earth Sciences di Leeds University, Inggris, tahun 1996 ini, terpilih sebagai Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) tahun 2014-2017, sebagaimana informasi yang tertulis di ugm.ac.id.
Kemampuannya dalam bidang sains diakui di tingkat internasional. Salah satunya, beliau mendapatkan anugerah the International Award pada tahun 2011, dari the International Consortium.
Rektor wanita pertama sejak 65 tahun UGM berdiri ini, masuk dalam daftar 10 wanita paling menginspirasi versi Forbes Indonesia, sebagaimana tertulis pada laman forbes indonesia.com.
4. Tian Belawati
Sebagaimana informasi dari laman ut.ac.id, wanita kelahiran 1 April 1962 ini merupakan Alumnus Institut Pertanian Bogor (IPB) yang telah merintis karirnya di Universitas Terbuka Jakarta sejak tahun 1985.
Beliau terpilih menjadi rektor Universitas Terbuka untuk masa jabatan 2013-2017 untuk yang kedua kalinya, setelah dilantik oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Prestasinya pun diakui pada tingkat internasional. Beliau wanita pertama yang terpilih sebagai Presiden International Council for Open and Distance Education (ICDE), setelah terpilih secara aklamasi di Norwegia Februari 2012.
5. Noverti
Noverti terpilih sebagai Rektor Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat (USMB) untuk masa bakti 2015-2019. Hal tersebut sesuai Surat Keputusan Pengurus Pusat Muhammadiyah.
Setelah resmi dilantik oleh Ketua PP Muhammadiyah, Yunahar Ilyas dan Haedar Nashir, maka beliau resmi menjadi rektor wanita pertama dalam sejarah berdirinya USMB. Demikian informasi yang didapat dari minangkabaunews.com.
6. Dwia Aries Tina
Wanita kelahiran Lampung 19 April 1964 ini, dilantik sebagai Rektor Universitas Hasanuddin (Unhas) untuk masa bakti 2014-2018, oleh Kementerian Pendidikan Nasional.
Rektor wanita pertama Unhas yang tercatat sebagai dosen di Jurusan Sosiologi FISIP Universitas Hasanuddin sejak tahun 1988 ini, telah mencetak banyak prestasi. Di antaranya, beliau tercatat sebagai Koordinator Advisory Program Gerakan Pembangunan Desa Berbasis Mandiri, Provinsi Sulawesi Barat sejak 2009.
Selain itu, beliau juga dipercaya sebagai Ketua Nasional Ikatan Sosiologi Indonesia dan Wakil Ketua Nasional Himpunan Indonesia untuk Pengembangan Ilmu-Ilmu Sosial, pada Kongres Nasional Ikatan Sosiologi Indonesia di Surakarta untuk periode 2013-2016.
7. Badia Perizade
Praktisi pendidikan yang masuk dalam daftar Top 100 Educators versi Majalah Asia ini, terpilih untuk kali kedua menjadi rektor Universitas Sriwijaya masa bakti 2011-2015.
Selama menjadi rektor, wanita yang juga pernah menjabat sebagai Dekan Fakultas Ekonomi di Universitas Sriwijaya ini, berhasil mengantarkan Universitas Sriwijaya masuk dalam 50 Universitas terbaik versi Ditjen Dikti Kemendikbud.
Selain tujuh rektor wanita di atas, ada juga nama-nama lain yang berhasil masuk dalam jajaran elit pimpinan perguruan tinggi di Indonesia. Seperti, Marniati, Rektor Universitas Ubudiyah Indonesia (UUI) Aceh, Hastani, Rektor Universitas Lancang Kuning, Riau. Masrurah Mokhtar, Rektor Universitas Muslim Indonesia Makassar, Majdah Agus Arifin Nu’mang, Rektor Universitas Islam Makassar, dan lainnya.[]
Dari berbagai sumber
EDITOR: JUNAIDI MULIENG