BASAJAN.net, Meulaboh– Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Teungku Dirundeng Meulaboh memberikan pembinaan kepada 60 mahasiswa penerima beasiswa bidikmisi angkatan 2016 dan 2017. Kegiatan yang belangsung di aula kampus setempat, Jumat 2 Maret 2018, dihadiri Kasubdit Sarpras dan Kemahasiswaan Direktorat PTKI Direktorat Jendral Pendidikan Islam Kementrian Agama RI, Syahfriansyah.
“Saya merasa bersalah melihat kampus STAIN ini dengan kondisinya yang sangat memprihatinkan,” seloroh Syahfriansyah saat menyampaikan sambutan perkenalan kepada mahasiswa dan civitas akademik.
Namun, rasa bersalah Syafriansyah sedikit terobati setelah mendapat kabar tentang pembangunan gedung kampus baru STAIN Teungku Dirudeng Meulaboh di Aleu Peunyareng, Kecamatan Meureubo.
“Kalau tidak kendala, insyaallah tahun ini STAIN akan berubah menjadi IAIN,” tegasnya.
Syafriansyah berpesan, mahasiswa penerima beasiswa bidikmisi harus optimal dalam memanfaatkan kesempatan yang telah diberikan oleh pemerintah, berupa biaya kuliah dan tunjangan hidup selama kuliah. Karenanya, mahasiswa penerima beasiswa bidikmisi harus tampil beda dengan mahasiswa lainnya. Baik dalam sikap, maupun perilaku.
“Kalian adalah orang-orang yang beruntung dari ribuan mahasiswa lainnya,” ungkapnya.
Menurutnya, tugas mahasiswa bidikmisi bukan hanya menjaga nilai Indek Prestasi Kumulatif (IPK) saja, tapi juga dituntut mampu membawa perubahan yang lebih baik dan panutan dalam masyarakat.
“Serta tingkatkan kemampuan berorganisasi kalian, karena di sana jiwa kepemimpinan kalian akan di bentuk,” pesannya.
Sementara itu, Wakil Ketua Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama STAIN Teungku dirundeng Meulaboh, Amrizal Hamsa mengungkapkan, tujuan pembinaan yang dilakukan pihak kampus untuk meningkatkan kualitas karakter mahasiswa, sehingga beasiswa bidikmisi yang telah diberikan oleh pemerintah bisa dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
“Ini merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan tiap tahun demi kematangan karakter mahasiswa nantinya,” ujarnya.[]
Wartawan: Muhammad Ikhsan (Siswa BCS Kelas Jurnalistik)
Editor: Junaidi Mulieng