Renovasi Super Canggih SUGBK

oleh -851 views
Proses renovasi Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) telah mencapai 90%. Akhir tahun ini renovasi ditargetkan selesai. Grafis/Koran Sindo

Basajan.net- Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) terus berpacu dengan waktu, demi tampil cantik pada Asian Games 2018. Ajang olahraga terbesar di Asia ini menjadi pertaruhan nama baik Indonesia di pentas internasional. 

Layaknya stadion kelas dunia, seperti Wembley atau Camp Nou, SUGBK juga bakal dilengkapi berbagai fasilitas canggih. Desember menjadi batas akhir dari renovasi yang dilakukan di dalam SUGBK. Sampai kemarin, pengerjaan stadion yang akan digunakan untuk opening dan closing ceremony Asian Games diklaim sudah rampung 90 persen. 

Renovasi SUGBK menjadi perhatian banyak pihak karena arena ini akan menjadi etalase sejauh mana ke siapan dan kesuksesan Indonesia menjadi tuan rumah ajang istimewa tersebut.

“Kalau bicara persentase sudah mencapai 90 persen. Sesuai rencana, 26 November nanti sudah selesai,” kata Wikrama Wardana, project manager PT Adhi Karya, seperti dilansir Koran Sindo.

Wikrama menjelaskan, salah satu tahapan yang sedang diselesaikan adalah menaikkan kabel tension yang akan menjadi struktur tambahan pegangan lampu. Sampai kemarin siang, baru 200 lampu terpasang dari jumlah keseluruhan 620 yang harus dipasang.

Penambahan itu dilakukan, karena jika menggunakan struktur lama tak akan mampu menahan beban lampu. “Ini konsekuensi adanya peningkatan pencahayaan dari 1.500 menjadi 3.000 luks,” tambah Wikrama.

Secara umum, ada tiga perubahan mendasar yang dilakukan untuk mempercantik dan membuat SUGBK menjadi layak menggelar Asian Games.

Pertama, mengubah kursi panjang menjadi flip up sehingga penonton nyaman, juga ada aturan evakuasi 10 menit. Konsekuensinya, ada pengurangan jumlah kursi stadion dari yang sebelumnya 80.000-90.000 tempat duduk menjadi 76.127 ditambah dengan kursi untuk media.

“Ada juga area untuk penyandang disabel sekitar 200 tempat duduk,” tambahnya.

Kedua, pemasangan solar panel berkekuatan 420 kilowatt yang berarti dua kali lipat dari listrik sebelumnya. Ketiga, perubahan di royal box yang memiliki beragam fasilitas termasuk bar di dalamnya dan kaca antipeluru senapan 7,62 mm sebagai pelindung. 

SUGBK sudah menjadi smart building karena semua sistem terintegrasi satu dengan yang lain, dari pintu masuk sampai di tempat duduk. Di pintu masuk, nanti ada gate yang menggunakan sistem gelang elektronik dengan dilengkapi face record national dan terhubung dengan server Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT).

Sementara di dalam stadion dilengkapi CCTV yang merekam gerak-gerik penonton. “Masa depan SUGBK terutama stadion adalah cashless,” papar Sonny Anjangsono, team leader manajemen konstruksi PT Deta Decon. 

Untuk lapangan, masih digunakan rumput merek lama. Perubahan dilakukan dari sisi aliran jarak saluran air dari 7 menjadi 4 meter sehingga lapangan lebih cepat kering. Penyemprotan menggunakan rain gun di sisi kanan dan kiri, masing-masing tiga rain gun yang menyala otomatis.

“Sedangkan untuk lintasan atletik yang kami gunakan level 1, dan satu-satunya di Indonesia,” terang Sonny. 

Direktur Utama Pusat Pengelola Kawasan Gelora Bung Karno (PPK GBK) Senayan Winarto menambahkan, selain sistem pencahayaan yang mumpuni, stadion juga dilengkapi sound system berkekuatan hingga 80.000 watt PMPO. Tahun ini bisa dianggap sebagai renovasi besar-besaran yang dilakukan sejak dibangun untuk menjadi tuan rumah Asian Games 1962.

SUGBK dibangun pada masa Presiden Soekarno. Sebagian pembangunannya didanai melalui pinjaman khusus dari Uni Soviet. Awal berdiri, kapasitas stadion mencapai 120.800 orang. Setelah 45 tahun bertahan, GBK melakukan renovasi pertama untuk persiapan Piala Asia AFC 2007. Kursi penonton dipangkas menjadi 88.083. Untuk pintu masuk, SUGBK teta pada 12 pintu yang terbagi 24 sektor, dan ke tribun atas dan bawah. 

“Intinya, kami ingin membuat penonton bisa lebih nyaman dan aman. Untuk bangku VVIP, tetap seperti sebelumnya, total sekitar 600-700,” ungkap Direktur Pembangunan dan Pengembangan Usaha SUGBK Gatot Tetuko.

Keistimewaan stadion ini adalah konstruksi atap baja besar yang membentuk cincin raksasa yang disebut gelang (cincin bergabung). Selain untuk menaungi penonton di semua sektor karena panasnya sinar matahari tropis, tujuan dari konstruksi ini juga untuk menekankan kemegahan stadion.

Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat (PUPR), yang bertanggung jawab dalam renovasi SUGBK, menyatakan penyelesaian venue olahraga SUGBK dan penataan kawasan SUGBK akan selesai Desember 2017. Bahkan, stadion renang (Aquatic), Istana Olahraga (Istora), lapangan hoki dan sepakbola ABC sudah rampung.

Jadi, tinggal beberapa titik lagi dalam melakukan penyelesaian terakhir seperti training facility, stadion tenis indoor dan outdoor, Stadion Madya, sofbol, gedung basket, dan lapangan bisbol.

Nantinya bila sudah 100%, kompleks olahraga SUGBK bakal menggelar test event pada 10-18 Februari 2018. Test event ini wajib sesuai dengan arahan Dewan Olahraga Asia (OCA) karena Indonesia tak bisa menggelar Asian Youth Games 2017 yang diikuti 45 negara peserta Asian Games 2018. 

Sekretaris Menteri Pemuda dan Olahraga Gatot S Dewa Broto mengatakan, pihaknya sudah melakukan evaluasi tidak lama setelah SEA Games berakhir. Menurutnya, masalah pembinaan memang harus ada perubahan strategi, sebab jika masih seperti sekarang maka target 10 besar di Asian Games 2018 akan sulit tercapai.

“Kami sedang on going, sedang penggodokan strategi seperti apa, tapi kita tidak juga harus publish secara spesifik karena sekarang ada sport intelligent. Artinya apa yang terjadi di negara lain, jadi akan saling mengamati. Tapi poinnya adalah kita tidak bisa seperti kemarin lagi, anggaran ada kendala, antisipasi atau asumsi perkiraan terhadap kekuatan lawan juga banyak yang keliru, kemudian target perolehan medali juga di antaranya beberapa cukup keliru. Apa pun strateginya, saat ini sedang di finalisasi,” pungkasnya.

Anggota Komisi X DPR Dadang Rusdiana mengatakan, Indonesia harus menjadi tuan rumah yang baik dalam Asian Games 2018 mendatang. Untuk itu, seperti keamanan, penginapan, dan transportasi harus menjadi perhatian pemerintah dan panitia penyelenggara.[]

 

Sumber: Koran Sindo

Editor: Junaidi Mulieng

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.