BASAJAN.Net, Banda Aceh- Radio Komunitas Assalam FM Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh berhasil masuk nomine kategori Radio Komunitas Terbaik Anugerah Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat 2018. Kegiatan rutin tahunan tersebut akan berlangsung pada Minggu, 4 November 2018 mendatang, disiarkan langsung melalui siaran televisi RCTI di Studio 14 MNC Studios, Jakarta.
Ketua Komisi Penyiaran Penyiaran Indonesia (KPI) Aceh, Muhamma Hamzah saat dikonfirmasi hal tersebut, Jumat 2 November 2018 mengatakan, terpilihnya radio Assalam UIN Ar-Raniry sebagai nomine radio komunitas terbaik di Indonesia setelah dilakukan penilaian oleh tim yang dibentuk dan telah bekerja sejak beberapa bulan lalu.
Muhammad Hamzah menyebutkan, bahwa ada beberapa hal yang dinilai oleh tim dari KPI, antara lain kelengkapan administrasi, konsistensi program antara yang diajukan dengan yang dijalankan, jangkauan siaran radio dan sejauh mana dianggap penting oleh masyarakat setempat (mahasiswa) terhadap keberadaan radio tersebut.
Menurutnya, walaupun jangkauan radio Assalam terbatas, namun radio tersebut telah berinovasi sangat baik dengan membuat streaming. Hal tersebut juga menjadi nilai tambah bagi tim, karena selain dapat didengar di sekitar, juga dapat didengar secara meluas melalui jaringan internet.
Dari beberapa kriteria penilaian, radio Assalam telah memenuhi standar sebuah radio komunitas, antara lain konsistensi program, keberadaan radio menjadi wadah praktikum bagi wahasiswa, begitu juga dengan dukungan mahasiswa baik dalam hal materi maupun keikutsertaan dalam berbagai program radio, sinergitas antara pengelola dengan pimpinan, dukungan universitas terhadap pengembangan, dan konsisten dengan visi-misi radio itu sendiri.
Hamzah menyebutkan, dari 30 radio komunitas di Aceh yang terdaftar pada KPIA, setelah dilakukan penilaian maka hanya dua radio yang dinyatakan layak untuk berkopitisi di tingkat nasional, yaitu radio Assalam UIN Ar-Raniry dan radio komunitas Zawiyah Langsa.
“Alhamdulillah dari empat nomine untuk kategori radio komunitas terbaik di seluruh Indonesia, salah satunya masuk radio Assalam UIN Ar-Raniry Aceh,” ujar mantan Ketua AJI Banda Aceh ini.
Radio Assalam UIN Ar-Raniry didirikan pada 2006 silam. Pimpinan UIN Ar-Raniry membentuk tim perintis untuk mendirikan radio tersebut, pada September 2007 dibuat badan hukum akte notaris dengan personalia antara lain Dr. A Rani sebagai ketua, Ade Irma, BHSC, MA sebagai sekretaris, Drs. Syukri Syamaun sebagai bendahara beserta lima anggota lainnya, yaitu Prof. Yusni Saby, Baharuddin AR, Dr. Yusri, M. Sufi AM dan Jailani MY.
“Sejak tahun 2006 radio Assalam telah mengudara, namun saat itu masih dalam status uji coba sambil menunggu proses izin dari KPI dan Balmon,” ungkap Ketua Dewan Pelaksana/Dewan Penyiaran Komunitas Radio Assalam, Abdul Rani Usman.
Pada pertengahan tahun itu, Radio Assalam juga mendapat izin dari Kantor Pelayanan Izin Terpadu Pemerintah Kota Banda Aceh, yaitu Surat Izin Gangguan, dengan nomor 503.08/775/KPPTSP/2016 dan Surat Izin tempat Usaha (SITU) yang diberikan atas nama Abdul Rani Usman sebagai Direktur Radio tersebut, disamping itu juga mendapat sertifikat Transmitter Radio FM dari Kementerian Komunikasi dan Informatika.
Rani mengatakan, dengan berbagai proses yang diupayakan tim, khususnya di Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang dibentuk oleh pimpinan UIN Ar-Raniry, radio Assalam terus mengudara sebagaimana biasanya. Hingga saat ini lebih kurang 12 tahun, radio tersebut dapat dijadikan sebagai tempat praktikum mahasiswa dan media informasi bagi kampus UIN Ar-Raniry.
Mantan Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi tersebut menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu terbentuknya radio Assalam dan dapat berjalan dengan baik. Terlebih pada tahun ini radio komunitas milik UIN Ar-Raniry tersebut terpilih sebagai nomine kategori radio komunitas terbaik Anugerah KPI Pusat.
Ke depan, Rani berharap, pimpinan UIN Ar-Raniry dan mahasiswa, khususnya mahasiswa Prodi Komunikasi, agar memanfaatkan radio tersebut sebagai tempat praktikum, serta menjadikannya sebagai media berdakwah untuk menyampaikan informasi yang bermanfaat bagi umat. []
Kontributor: Nat Riwat
Editor: Junaidi Mulieng