Plus Minus Media Sosial

oleh -464 views

Penulis : Hendra Kurniawan, M.Pd.I*

Pesatnya perkembangan zaman, menjadikan teknologi bukan saja sebagai pertanda era modern bahkan alat pengakses mudah, murah dan cepat berpeluang besar untuk bisa berselancar di dunia maya. Hadirnya media sosial (medsos) seperti facebook, instagram, twitter, youtube dan lainnya semakin menjamur ke pelosok daerah terlebih lagi didukung munculnya ragam provider (perusahaan telekomunikasi) menawarkan kelebihannya masing-masing. Satu sisi, medsos bisa memberikan dampak positif terutama bagi pelajar semisal mengunggah materi pelajaran. Namun, di sisi lain berdampak negatif mengupload isu SARA, kriminal dan sebagainya.

Medsos merupakan aplikasi media online memberi kebebasan para penggunanya untuk berinteraksi dan memberikan umpan balik dengan sesama pengguna. Hal yang dilakukan seperti membuat, mengedit dan membagikan informasi dalam berbagai bentuk akun yang dimiliki. Perkembangan dan pertumbuhan medsos dalam beberapa tahun terakhir telah membawa perubahan cara pemanfaatan internet bagi penggunanya terutama dalam dunia pendidikan. Medsos dalam dunia pendidikan secara fungsi dapat dikondisikan sebagai bentuk penghubung, kolaborasi, dan kreativitas penggunanya.

Kemudahan akses internet ini diibaratkan dengan ‘dua mata pisau’ bagi setiap pengguna internet. Kebebasan menggunakan internet dapat menentukan sisi mana yang akan digunakan dan dimanfaatkan, positifkah atau negatifkah? Tinggal bagaimana sebagai pengguna mampu memanfaatkan setiap mata pisau secara efektif dan efisien. Inilah yang dimaksud dua mata pisau dari penggunaan internet.

Tatkala digunakan untuk hal positif, tentunya bermanfaat bagi pengguna dan orang lain. Apabila sebaliknya, penggunaan ke sisi negatif maka sedikitpun kegunaanya tidak memperoleh makna dan substansi bagi kehidupan. Menurut hemat saya, hal negatif pastinya akan memiliki imbas sesuai dengan apa yang diperbuat. Bahkan peraturan penggunaan internet sudah tertulis sah pada undang-undang Informasi, Telekomunikasi, dan Elektronik (UU ITE) bisa menjerat pengguna dan dipenjaran dalam kurun waktu tertentu.

Pemanfaatan internet positif meski diperhatikan guna melanjutkan penggunaan dalam koridor yang statis dan sesuai aturan. Misalnya pemanfaatan medsos di kalangan pemuda, seperti menciptakan komunitas, membuat forum diskusi, menentukan sumber belajar, meluasnya wawasan, dan memanfaatkannya sebagai alat marketing (pemasaran) produk atau jasa.

Semestinya, perkembangan yang semakin melejit harus diiringi dengan inovasi kreativitas anak muda untuk terus memanfaatkannya secara efektif dan efesien. Bagi pelajar, bukan tidak mungkin sebuah komunitas, forum, dan grup yang telah difasilitasi oleh medsos dapat diciptakan dan dikembangkan. Dukungan aktivitas semacam ini seyogianya sudah hadir dalam benak stakeholder (pemangku kepentingan) pendidikan.

Medsos dan Dunia Pendidikan

Para user medsos seringkali salah kaprah memahami peran dan fungsi dari hadirnya berbagai jenis media sosial. Sejauh ini, akses pada banyaknya pilihan medsos hanya dipahami sebagai bagian dari perkembangan inovasi teknologi. Padahal hadirnya berbagai media memiliki visi filosofisnya sendiri. Orang bisa saling bertukar informasi dan mempermudah proses komunikasi dalam bentuk visual bergerak, foto, teks yang serba instan dan cepat.

Pemanfaatan medsos sebagai media pembelajaran menunjang sebuah teori klasik disebut teori belajar sosial. Dimana teori tersebut mengatakan bahwa proses belajar sosial berfokus pada bagaimana seorang individu belajar dengan menjadikan orang lain sebagai subjek belajarnya (A. Bandura, 2001). Proses belajar telah digantikan dan didukung oleh medsos seperti bagaimana belajar bahasa Inggris tingkat dasar dengan melihat youtube dan mampu mempraktikkan secara mahir baik secara lisan maupun tulisan.

Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa medsos memiliki ‘pecandu’ sangat banyak termasuk para pelajar di Indonesia bahkan usia dibawah umur pun sudah memiliki akun media sosial pribadi. Seperti diberitakan di laman situs resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bahwa, pengguna internet di Indonesia saat ini mencapai 63 juta orang. Dari angka tersebut, 95 persennya menggunakan internet untuk mengakses jejaring sosial (facebook, instagram, twitter, youtube, dan blog). Oleh karena itu, sangat disayangkan jika pengguna internet hanya sebatas update aktivitas sehari-hari dan memberikan tanda lokasi kunjungan sehingga akhirnya paket data internet terbuang sia-sia tanpa manfaat menambah pengetahuan kepada sesama.

Secara umum, memanfaatkan medsos dalam ruang positif sangat menguntungkan bagi setiap individu, terutama dalam ruang lingkup pendidikan. Orang tua, guru, dan murid harus menyeluruh memahami seluk beluk dari medsos. Aplikasi medsos harus dimanfaatkan secara maksimal dalam lingkup pendidikan. Seperti memanfaatkannya sebagi sumber belajar, media belajar, dan diskusi secara online.

Sedangkan dalam kacamata pendidikan, efek negatif sangat memprihatinkan seperti menurunnya motivasi dan dapat menurunnya prestasi belajar siswa. Motivasi yang berkurang salah satunya diakibatkan oleh mudahnya mengakses internet dengan model dan modal copy-paste-print maka tugas-tugas yang diberikan akan selesai dalam jangka waktu yang begitu singkat. Hal ini lah yang membuat murid tidak mau belajar ekstra hanya mengharapkan tulisan orang lain secara instan tanpa diketahui kebenaran jawaban yang dituliskan. Kemunculan ini terjadi bukan hanya di kalangan sekolah saja. Bahkan di kalangan mahasiswa fenomena ini terkadang menjadi budaya permanen.

Pada akhirnya, perkembangan dan perubahan media kedalam bentuk medsos benar-benar dimanfaatkan secara efektif dan efesien. Sebagai orang tua sebaiknya membimbing anak tanpa langsung melarang tatkala mendapati mereka lalai dengan medsos. Alangkah lebih baik dimulai dari memberikan wejangan bahwa “cerdaslah menggunakan medsos” semisal sebagai sarana mengisi waktu libur; mempublikasikan tulisan lewat blog, mempublikasikan video belajar lewat youtube dan sebagainya. Semoga! []

*)Penulis merupakan penggiat teknologi pendidikan, Alumni Pasca Sarjana UIN Sumatera Utara dapat dihubungi di : hendraleokurniawan@gmail.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *