Meulaboh- Rudi Arifianto Unit Menager Comunication and CSR PT Pertamina (Persero) Indonesia, wilayah kerja Sumatera Bagian Utara, meminta masyarakat ikut mengawasi penyaluran gas elpiji. Baik yang dilakukan petugas pertamina maupun pengencer dipangkalan.
Dalam jumpa pers di Berlin Coffe, Rabu, 1 November 2017, Rudi menjelaskan, pengawasan perlu dilakukan untuk mencegah adanya penyaluran gas yang tidak tepat sasasaran kepada masyarakat.
“Gas elpiji hanya untuk masyarakat miskin yang berpenghasilan 1.5 juta rupiah ke bawah per bulan,” ujarnya.
Rudi meminta, jika masyarakat melihat pemilik pangkalan yang memiliki pamplet Pertamina menjual gas elpiji tiga kilogram, dengan harga lebih tinggi dari yang ditetapkan, agar melaporkan hal tersebut melalui kontak pertamina di nomor 1 500 000.
“Kami tidak bisa melalukan penindakan jika tidak ada laporan dari masyarakat. Setelah dilaporkan, baru kami bisa tindak lanjuti,” katanya.
Lebih lanjut Rudi berharap, dengan adanya pantauan dari masyarakat, gas elpiji tiga kilogram dapat tersalur ke masyarakat yang berhak menerimanya.
Nur Azizah, seorang ibu rumah tangga yang tinggal di Rundeng, Meulaboh mengeluhkan, selama ini ia sangat sulit untuk mendapatkan gas elpiji tiga kilogram. Bahkan ia dan warga lainnya terpaksa mengantri hampir 2 jam dipangkalan.
Ia berharap, semua yang disampaikan pihak pertamina dapat berjalan sesuai dengan harapan, sehingga tidak ada lagi kecurangan yang menyusahkan rakyat kecil. []
Editor: Nurul Fahmi