Penyelenggaraan Perguruan Tinggi Harus Berbasis Risiko

oleh -95 views
Penyelenggaraan Perguruan Tinggi Harus Berbasis Risiko
Peserta workshop penyusunan peta risiko pada perguruan tinggi di yang diselenggarakan SPI STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh, di aula kantor Kemenag Aceh Barat, Kamis, 3 November 2022. (BASAJAN.NET/JM).

BASAJAN.Net, Meulaboh- Dunia berubah dengan cepat, banyak risiko bermunculan. Oleh karenanya, kita harus siap dengan segala risiko yang mucul.

Termasuk bersiap-siap menghadapi krisis yang diprediksi banyak ahli akan terjadi tahun 2023, yang turut berimbas ke semua sektor, termasuk pendidikan.

“Untuk menghadapi semua itu, kita membutuhkan risk manajemen (manajemen risiko), termasuk pemetaan risiko,” terang Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan Aceh, Supriyadi, di aula kantor Kemenag Aceh Barat, Kamis, 3 November 2022.

Hal itu disampaikan Supriyadi pada workshop penyusunan peta risiko pada perguruan tinggi di lingkungan Kementerian Agama.

Kegiatan yang diselenggarakan Satuan Pengawas Internal (SPI) Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Teungku Dirundeng Meulaboh itu, diikuti 40 peserta dari unsur dosen dan tenaga kependidikan kampus setempat, serta perwakilan SPI IAIN Langsa.

Dalam materinya, Supriyadi menuturkan, dalam menyusun dan melaksanakan kegiatan, sangat penting bagi perguruan tinggi untuk memetakan setiap risiko yang akan terjadi.

“Selama ini, sebagian besar kegiatan di perguruan tinggi tidak berbasis risiko,” ujarnya.

Menurutnya, setiap risiko dapat diminimalisir dengan manajemen risiko yang matang. Dimulai dari pemetaan risiko melalui identifikasi, pengukuran dan evaluasi, hingga respon terhadap kemungkinan risiko yang akan dihadapi.

Hal serupa juga disampaikan oleh Abdul Jalil Salam, Kepala LPM UIN AR-Raniry. Menurutnya, setiap hal yang dilakukan pasti memiliki risiko dengan tingkatan yang berbeda-beda.

“Setiap yang dilakukan, termasuk kebijakan di perguruan tinggi pasti megundang risiko,” ujarnya.

Jalil mengatakan, risiko hanya bisa dikurangi, tidak mungkin dihilangkan. Bahkan terkadang, manusia harus berdampingan dan menantang risiko dengan risk manajemen yang matang.

Ia menambahkan, semakin besar risiko, semakin besar juga hasil dan dampak yang diperoleh.

“Bahkan inovasi, sering muncul ketika dihadapkan pada risiko yang lebih besar,” ujarnya. []

==================

PENULIS: MELLYAN

EDITOR: JUNAIDI MULIENG

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.