BASAJAN.net, Calang- Puluhan pemuda di Kabupaten Aceh Jaya mendapat pelatihan khusus sebagai kader anti narkoba. Program Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) tersebut berlangsung di aula SMAN 1 Jaya, Kecamatan Lamno, Kamis 13 September 2018.
Kegiatan yang berlangsung dua hari tersebut dibuka langsung Wakil Bupati Aceh Jaya Tengku Yusri Sofyan. Pemerintah Aceh Jaya menyambut baik program Kader Inti Pemuda Anti Narkoba tersebut. Dengan adanya program tersebut diharapkan dapat mengurangi potensi penggunaan dan keterlibatan pemuda dalam perdagangan obat-obatan terlarang.
“Minimal kader yang terbentuk di pelatihan ini tidak menggunakan dan tidak ikut memperdagangkan barang-barang tersebut (narkoba),” ujar Yusri.
Aceh Jaya merupakan satu dari lima kabupaten/kota yang dipilih untuk pelaksanaan program ini, selain Banda Aceh, Pidie, Pidie Jaya, dan Bireuen. Masing-masing kabupaten terdapat 40 kader pemuda inti anti narkoba. Tiap peserta diharapkan bisa merekrut 10 pemuda di daerahnya untuk berpartisipasi aktif dalam pencegahan narkoba.
Di tingkat provinsi, Aceh menjadi satu dari tiga wilayah yang dipilih selain DKI Jakarta dan Bali. Daerah ini dinilai menjadi salah satu titik rawan penyalahgunaan narkoba terbesar di Indonesia, sehingga perlu diberantas. Salah satunya dengan menempatkan kader Pemuda Anti Narkoba.
“Ini program yang sangat luar biasa dan harus mendapat dukungan dari semua pihak,” ungkap Junaidi, salah satu pemateri pada kegiatan tersebut.
Menurut Dosen Komunikasi dan Penyiaran Islam STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh ini, peredaran narkoba di Indonesia, terutama Aceh sangat mengkhawatirkan. Korbannya sudah mulai mengarah pada anak-anak usia sekolah.
Karenanya, lanjut Junaidi, keberadaan Kader Inti Pemuda Anti Narkoba ini harus mampu mengedukasi masyarakat, terutama generasi muda, tentang bahaya yang ditimbulkan oleh narkoba. Kader ini betul-betul harus berbeda dari pemuda yang lain.
“Buatlah kajian-kajian, lakukan pemetaan tentang kondisi masyarakat di lingkungan tempat tinggal, agar lebih mudah mendeteksi dan mengantisipasi keberadaan narkoba di dalam masyarakat,” jelasnya.
Program ini bekerja sama dengan beberapa lembaga seperti Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Kemanusiaan dan Kebudayaan (Kemenko PMK) dan Badan Narkotika Nasional (BNN) pusat dan provinsi (BNNP).[]
Wartawan: Mellyan
Editor: Junaidi Mulieng