Panglima Thailand Pelajari Perdamaian Aceh

oleh -1,227 views
Wali Nanggroe Aceh, Malik Mahmud Al Haytar saat menghadiri acara temu ramah dengan Panglima Royal Thailand Army (RTA), beserta Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI, Andika Perkasa, didampingi Pangdam IM Mayjen TNI, Teguh Arief Indratmoko, Selasa 14 Januari 2020. (BASAJAN.NET/ISTIMEWA)

BASAJAN.NET, Banda Aceh- Panglima Royal Thailand Army (RTA) berkunjungan ke Aceh untuk mempelajari perdamaian yang telah dicapai di Tanah Rencong beberapa tahun silam.

“Sebagai daerah yang pernah dilanda konflik selama puluhan tahun, Aceh saat ini dijadikan contoh dalam penyelesaian konflik bersenjata oleh sebagian besar negara, baik di Asia, Afrika maupun Timur Tengah,” ujar Wali Nanggroe Aceh, Malik Mahmud Al Haytar.

Hal tersebut disampaikan Malik Mahmud saat menghadiri acara temu ramah dengan Panglima Royal Thailand Army (RTA), beserta Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI, Andika Perkasa, didampingi Pangdam IM Mayjen TNI, Teguh Arief Indratmoko, di Balai Teuku Umar Kodam Iskandar Muda, Selasa 14 Januari 2020.

Malik Mahmud menjelaskan, dalam proses perdamaian Aceh dengan Indonesia, diadakan perundingan tawar menawar untuk memecahkan persoalan konflik di Aceh. Tawar menawar yang dilakukan saling menguntungkan dari kedua pihak. Baik pihak Gerakan Aceh Merdeka (GAM), maupun Republik Indonesia (RI).

Malik Mahmud menyebutkan, hasil perundingan antara GAM dan RI dicantumkan ke dalam MoU Helsinki dan diturunkan ke dalam Undang-undang Pemerintah Aceh (UUPA). Menurutnya, proses perdamaian Aceh sangat cocok dipelajari oleh negara konflik.

“Seperti Thailand, mereka juga mempunyai masalah independent movement di Thailand Selatan, yang belum selesai-selesai hingga sekarang,” katanya.

Ia menambahkan, dalam proses menuju perdamaian, pemerintah harus bertindak sebagai regulator, sekaligus menjamin keadilan dan kesejahteraan rakyatnya. Dengan demikian, perdamaian dapat terpelihara.

“Sebab tidak ada alasan rakyat untuk melakukan pertikaian, apabila tatanan kehidupan yang adil terjaga,” imbuhnya.

Malik Mahmud mengaku, hingga saat ini dirinya masih terus didatangi delegasi negara-negara yang memiliki masalah konflik bersenjata, seperti Kolumbia, Afganistan, Myanmar, Philipina dan negara-negara lainnya.

Dalam pertemuan tersebut turut hadir, mantan Panglima GAM, Muzakir Manaf (Mualem). Ketua DPRA, Dahlan Jamaluddin. Sekda Aceh, Taqwallah, Bupati Pidie, Roni Ahmad. Bupati Pidie Jaya, Aiyub Abbas dan Wali Kota Lhokseumawe, Suaidi Yahya.

Selain membahas suksesnya perdamaian Aceh, juga dilakukan penandatanganan 4th Implementing Arrangement, yang merupakan kelanjutan kerjasama antara Tentara Negara Indonesia (TNI) Angkatan Darat (AD) dengan Angkatan Darat Kerajaan Thailand, periode 2020-2023.[]

 

 

EDITOR : RAHMAT TRISNAMAL

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.