Meulaboh- Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Teuku Umar (Fisip UTU) Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat mengembangkan kantin kejujuran.
“Ide membuka kantin ini, sebagai tindak lanjut praktik pada mata kuliah Pendidikan Anti Korupsi,” ungkap Said Fadhlain, S.IP,MA, selaku dosen pembimbing, Kamis 27 April 2017.
Said Fadhlain mengatakan, penanaman nilai-nilai anti korupsi harus dimulai sejak dini. Terlebih bagi mahasiswa, selaku insan intelektual yang akan memegang kendali kepemimpinan bangsa di kemudian hari.
Untuk teknis pelaksanaan, lanjut Said, keseluruhan mahasiswa yang berjumlah 70 orang, dibagi dalam 12 kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari enam anggota. Tiap kelompok diberi tugas menyiapkan produk yang akan dijual.
“Untuk modal usaha, mahasiswa secara sukarela menyepakati masing-masing menyumbang Rp 25.000,” jelasnya.
Nama produk yang dijual pun dibuat semenarik mungkin. Seperti bolu anti nepotisme, puding controlling, sirup ABC Pemerasan dan berbagai jenis minuman dan kue basah serta kering lainnya, yang diberi lebel unik.
Kantin kejujuran tersebut dilaksanakan pada 25-26 April 2017, dengan slogan “ayo belajar jujur.”
“Apabila kantin kejujuran ini berhasil dan terbukti pembelinya membayar sesuai harga, maka kami berencana akan mengambil momen untuk kembali membuka pada bulan Ramadhan.” ungkap Said Fadhlain.
Angga Irwansyah, mahasiswa pelaksana mengungkapkan, dari kantin kejujuran yang mereka kembangkan menunjukkan, bahwa mahasiswa masih belum mampu bersikap jujur.
Produk yang dijual nyaris diborong habis. Namun, saat mengecek kotak pengisian uang, nominal yang dibayarkan terpaut jauh dari harga keseluruhan produk laku.
“Bisa jadi, ada yang tidak membayar atau ada yang membayar, tapi setengah harga,” kata Angga.[]
Editor: Junaidi Mulieng