Lima Pelatih Asal Jepang “Bidani” Rugby Aceh

oleh -344 views

BASAJAN.NET, Banda Aceh- Lima pelatih dari Japan Rugby & Ritsu Keiza Unniversity (RKU) Japan, “membidani” Tim PON Rugby Aceh dalam sesi Coaching Clinic, sejak tanggal 26 Februari hingga 1 Maret 2020. Ini merupakan Coaching Clinic oleh pelatih Jepang.

“Kegiatan ini dilaksanakan oleh Pengprov Rugby Aceh dan didukung sepenuhya oleh Japan International Cooperation Agency (JICA) biro Jakarta,” kata Ketua Umum Pengprov Rugby Aceh Andri Agung.

Andri menjelaskan, coaching clinic berlangsung lima hari, diikuti seluruh pelatih dan atlet Rugby Aceh yang sedang masa persiapan untuk menghadapi PON Papua akhir Oktober mendatang.

Coaching clinic dilakukan dengan metode materi classroom di Kantor KONI Aceh, serta praktek langsung di Lapangan Kesdam IM dan Stadion Harapan Bangsa. Ada juga kegiatan Get Into Rugby (GIR) di SDN 1, SMPN 7 dan SMTI Banda Aceh.

Kelima pelatih Rugby asal Jepang, yaitu Shuhei Sugiura, Ryutsei Ohmura, Naoto Kajii, Takeshi Nakamura dan Yuji Masaki. 

“Kami berlima sangat senang sekali diizinkan datang ke Aceh, karena saya mendengar bahwa Aceh akan menjadi Tuan Rumah PON 2024 nanti,” kata Shuhei.

Shuhei menambahkan, kedatangan mereka ke Aceh bertujuan untuk mempertajam teknik bagi Tim PON Aceh. 

“Terutama pada teknik bertanding dan aturan dalam rugby,” terangnya.

Sementara itu, Wakil Ketua II KONI Aceh Bachtiar Hasan sangat mengapresiasi coaching clinic Pengprov Rugby Aceh dengan pemateri pelatih dari luar negeri, untuk kedua kalinya ini. 

“Ini adalah sebuah kesempatan langka. Pesan saya kepada atlet, pergunakan kesempatan ini semaksimal mungkin,” ujar Bachtiar.

Bachtiar mengatakan, meski Rugby Aceh baru berjalan dua tahun, namun sudah berprestasi. Selain berhasil lolos PON, ada tiga atlet putra dan dua atlet putri Rugby Aceh di Timnas Rugby Indonesia pada SEA Games Filipina 2019 lalu, dan satu  atlet putra di Pelatnas Rugby 15’s.

“Sejauh ini, baru Rugby Aceh yang bisa mendatangkan para pelatih dari Jepang untuk Coaching Clinic di daerah seperti Aceh ini,” kata Bachtiar.[]

 

 EDITOR: JUNAIDI MULIENG