Kualitas Tenaga Kerja Jadi Masalah Utama Indonesia

oleh -253 views
Menristekdikti Mohammad Nasir. Basajan.net/Revina R

Meulaboh- Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohammad Nasir mengatakan, kualitas tenaga kerja menjadi permasalahan utama yang dihadapi bangsa Indonesia hari ini. Karenanya, perguruan tinggi harus mampu membentuk karakter lulusan yang berdaya saing.

“Untuk apa banyak lulusan, tapi hanya sebagian yang menguasai bidang keilmuannya,” papar Mohammad Nasir dalam kuliah umum di Universitas Teuku Umar, Minggu, 5 November 2017.

Menurut Menristek, rendahnya kualitas tenaga kerja yang dimiliki bangsa Indonesia hari ini, dikarenakan tidak adanya pola penelitian untuk melahirkan lulusan berkualifikasi. Inovasi penelitian masih terbatas.

“Jika ingin daya saing bangsa kuat, maka kualifikasi dan inovasi harus kita lakukan,” ungkapnya.

Ia mencontohkan, Aceh memiliki potensi dan kekayaan berlimpah, terutama di bidang pertanian, perikanan dan pertambangan. Hanya saja belum ada keilmuan yang fokus untuk mengembangkan itu semua.

“Ketiga sektor itu akan menjadi teknologi pangan yang mampu memperbaiki perekonomian masyarakat dan daerah,” paparnya.

Lebih lanjut Nasir menjelaskan, di sektor perikanan, perlu adanya pengembangan teknologi alat tangkap dan perkapalan. Pada sektor pertambangan harus diciptakan lulusan berkualitas yang mampu mengelola tambang dengan maksimal, serta sektor pertanian harus mampu meningkatkan hasil panen dan kualitas produknya.

“Jika semua itu bisa berjalan, Aceh tak perlu lagi bergantung pada hal yang ilegal dan merugikan daerah sendiri,” cetusnya.

Nasir berharap, kehadiran Universitas Teuku Umar (UTU) sebagai perguruan tinggi negeri bisa menjadi contoh bagi perguruan tinggi yang berada di Aceh Barat, dalam pengembangan lulusan berkualitas. Khususnya yang berbasis sumber daya alam yang di miliki di Aceh ini.

Ia menambahkan, penanaman pisang yang dilakukan UTU harus menjadi nilai tambah terhadap produksi, sehingga menguntungkan dari segi ekonomi masyarakat dan daerah. 

“Untuk mewujudkannya, maka harus dibantu dengan persediaan teknologi pangan,” jelasnya. Sebelumnya, Menristekdikti melakukan penanaman pohon pisang di lahan perkebunan UTU.

Siti Sarah, mahasiswi Fakultas Pertanian mengatakan, kehadiran Menristekdikti telah memberikan motivasi baru bagi mahasiswa, untuk mengoptimalkan semua potensi yang ada.

Sarah berharap, dengan adanya dukungan dari pemerintah pusat dan daerah, mahasiswa akan lebih aktif untuk melakukan berbagai inovasi dalam mengembangkan kualitas.

“Semua mahasiswa punya pontensi, hanya saja mau atau tidaknya untuk dikembangkan,” ungkapnya.[]

 

Reporter: Revina Rahayu dan Meria Ulfa

Editor: Junaidi Mulieng

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *