Meulaboh- Ketua Assosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Komunikasi (ASPIKOM) pusat, Heri Budianto mengatakan, budaya populer telah memberikan pengaruh negatif bagi generasi mendatang. Sehingga sudah selayaknya untuk diantisipasi perkembangannya.
“Budaya lokal cenderung menciptakan tren yang bertahan lama. Sedangkan budaya populer menciptakan tren yang tidak setia pada satu budaya popular,” ujar Heri dalam kuliah umum Budaya Massa dan Budaya Populer: Hilangnya Budaya Asli Bangsa di Era Generasi NET, yang diadakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Teuku Umar (FISIP UTU), Selasa 31 Oktober 2017.
Pada kuliah umum yang diikuti dosen dan ratusan mahasiswa tersebut Heri menyebutkan, pengaruh budaya populer dapat dilihat dari konsumtivisme masyarakat yang berlebih, budaya erotisme atau seksisme dan tidak mengenal akar budaya asli.
“Terlepas dari akar moralitas sebagai masyarakat berbudaya dan ancaman terhadap nasionalisme,” paparnya.
Dekan FISIP UTU, Teuku Ahmad Yani dalam sambutannya menyampaikan, persoalan budaya populer menjadi hal menarik untuk dikaji secara keilmuan komunikasi dan ilmu sosial lainya, terutama terkait perubahan nilai-nilai dalam masyarakat.[]
Editor: Nurul Fahmi