Kepala SMK Dibekali Penguatan Manajemen Berbasis Sekolah

oleh -218 views

Foto: Dok. Disdik Aceh/basajan.net


BANDA ACEH-Sebanyak 120 Kepala Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) se-Aceh, mengikuti penguatan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Kegiatan yang berlangsung 17-21 Juli 2017 itu dibuka Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Drs. Laisani, M.Si, di Banda Aceh.

“Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) merupakan landasan dasar dalam rangka menjamin pengelolaan tata kelola dan akuntabilitas sekolah. Manajemen Berbasis Sekolah bukan semata-mata masalah teknis edukatif, akan tetapi justru lebih cenderung pada pembagian kewenangan atau kekuasaan (Power Sharing) di dalam pengelolaan pendidikan,” ujar Laisani, dalam siaran pers yang diterima basajan.net, Rabu 19 Juli 2017.

Seperti lazimnya proses power sharing, kata Laisani, selalu terjadi tarik-menarik kepentingan antar berbagai pihak (Stakeholder) sampai terjadi keseimbangan yang memuaskan pihak-pihak bersangkutan. Oleh karena itu, dengan manajemen berbasis sekolah akan terlihat pada fungsi-fungsi manajemen mana yang disentralisasikan ke sekolah.

“Sehingga, dapat terlihat secara jelas benang merah kewenangan kekuasaan dan kewenangan antara pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota, sekolah, orang tua dan masyarakat dalam mengelola pendidikan,” lanjut Laisani.

Ia menjelaskan, keseimbangan yang terjadi bersifat dinamis dan sewaktu-waktu dapat berubah sesuai dengan naik turunnya kekuatan peran masing-masing stakeholder.

“Sebagaimana kita ketahui bersama, saat ini kita sedang menyusun rencana strategis pembangunan pendidikan Aceh. Salah satu isu strategis yang mencuat adalah kompetensi manajerial kepala sekolah yang masih rendah, sehingga dibutuhkan evaluasi dan penilaian kembali terhadap kinerja kepala sekolah,” terangnya.

Laisani mengatakan, target peningkatan mutu pendidikan Aceh tidak sepenuhnya terletak di tangan Kepala Dinas, namun juga menjadi tanggungjawab penuh para Kepala Sekolah. Sebab, kepala sekolah merupakan motor penggerak dari pemerintah untuk memajukan pendidikan Aceh.

“Dibutuhkan tangan-tangan yang bersih, terampil, cerdas dan bertanggungjawab dalam memajukan pendidikan Aceh,” pungkasnya.[]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *