BASAJAN.NET, Meulaboh- Universitas Teuku Umar (UTU) rencananya akan meluncurkan Hall of Fame Teuku Umar di kampus tersebut pada 11 Februari 2021 mendatang.
Hall of Fame yang dirancang UTU sebagai bentuk penghargaan, sekaligus mengenang syahidnya Teuku Umar Johan Pahlawan ke 122 tahun (11 Februari 1899 – 11 Februari 2021). Hal itu juga sebagai upaya pihak kampus untuk melestarikan sejarah dan mengenalkan Teuku Umar kepada publik.
Rektor UTU, Jasman J Ma’ruf mengatakan, Hall of Fame ini berada di satu sudut gedung kuliah terintegrasi yang baru selesai dibangun tahun 2020. Di sana nantinya akan dipajang segala sesuatu yang berhubungan dengan Teuku Umar, baik peninggalan dalam bentuk fisik maupun dalam bentuk narasi dan foto.
“Hall of Fame ini akan dibuka untuk umum, sebagai wahana bagi masyarakat untuk mengenal sejarah dan kepribadian Teuku Umar lebih dekat. Musium ini akan dilengkapi dengan berbagai barang peninggalan Teuku Umar,” terang Jasma, Ahad, 20 Desember 2020.
Jasman menyampaikan, sejak kampus itu dinegerikan tahun 2014, pihak kampus telah melakukan beragam cara dan usaha untuk mengenalkan pemikiran dan berbagai hal yang berkaitan dengan Teuku Umar. Seperti, melahirkan satu mata kuliah wajib tentang kepemimpinan Teuku Umar.
“Mata kuliah ini bertujuan untuk mendidik para mahasiswa agar memiliki semangat juang tinggi dan menjadi manusia yang anti penjajahan ekonomi nantinya,” terangnya.
Jasman menuturkan, Teuku Umar memiliki banyak strategi dan taktik tentang bagaimana menggerakkan dan memotivasi orang lain. Merencanakan orang lain dan mengalahkan orang lain, serta berteman dengan orang lain.
“Nilai yang dimiliki itu paling relevan untuk digunakan dalam kehidupan dalam membela negara dan bangsa,” kata Jasman.
Selain itu, lanjut Jasman, UTU juga telah memperlombakan permainan Catur Teuku Umar. Sebuah permainan tradisional Aceh yang dapat dimainkan dengan bahan-bahan sederhana. Catur Teuku Umar bisa dimainkan di atas kertas yang telah digambar berbentuk pola. Pada garis-garis pola, terdapat titik-titik yang harus diisi dengan bidak dari batu. Bidak ini memiliki peran sebagai prajurit gerilyawan dan penjajah dengan ukuran bidak lebih besar.
Untuk memainkannya, pemain yang mendapatkan bidak geriliyawan harus mampu mengalahkan pemian dengan bidak penjajah. Begitu juga sebaliknya, pemain dengan bidak penjajah harus mampu mengalahkan bidak geriliyawan dengan cara memakan atau menembak gerilyawan. Syaratnya, bidak penjajah harus melangkahi letak gerilyawan melalui lompatan yang jumlahnya telah ditetapkan.
Jasman mengatakan, output dari kegiatan ini untuk membentuk kepribadian mahasiswa yang tangguh dan memiliki karakter dan pemikiran cemerlang, serta dapat mengenang perjuangan Pahlawan Nasional Teuku Umar dalam berperang melawan Belanda.
“Menggunakan siasat-siasat jitu yang sulit dipahami oleh Belanda,” ucapnya.
Jasman mengatakan, permainan Catur Teuku Umar atau juga dikenal dengan Cato Rimueng merupakan salah satu cara mempromosikan nilai-nilai perjuangan dan sejarah Teuku Umar Johan Pahlawan yang dilakukan UTU.
Ia mengajak seluruh masyarakat Aceh, yang memiliki dan menyimpan benda, atau apa pun peninggalan yang berkaitan dengan Teuku Umar, dapat menghibahkan atau meminjamkan barang-barang tersebut kepada UTU.
“Kita akan menjaga dan merawatnya dengan baik. Bagi siapa yang berminat, dapat menghubungi Teuku Fahrian Nagor (081377355533),” ajak Jasman.
Selain itu, untuk mengenang syahidnya Pahlawan Nasional Teuku Umar, UTU juga mengadakan beragam perlombaan dengan total hadiah Rp89 juta. Adapun ragam lomba yang akan dilaksanakan, yaitu:
🏛️Peluncuran Hall of Fame Teuku Umar
🏆Peluncuran The 7th UTU Awards
💺Rekrutmen Tenant IBT UTU
Kompetisi:
✒️Tulis Puisi dan Prosa Teuku Umar
♟️Catur Teuku Umar
👑 Desain Mascot UTU Awards
🏪 Expo
Pendaftaran dapat dilakukan melalui link https://linktr.ee/11februariUTU, mulai 17 Desember 2020. Info lebih lanjut dapat menghubungi pelaksana pada nomor: 085370100026 (Dedy), atau kunjungi laman website https://utu.ac.id, media sosial UTU IG: @kampus_utu, FB: Universitas Teuku Umar, Twitter: @kampus_utu.
EDITOR: JUNAIDI MULIENG
