Ikan Asin Kuala Bubon Diminati Hingga Arab Saudi

oleh -661 views
Ilustrasi ikan asin. Foto: (BASAJAN.Net/SITI AISYAH)

BASAJAN.Net, Meulaboh- Bagi anda yang pernah ke Meulaboh atau tinggal di daerah ini, tentu sudah tak asing dengan kawasan Kuala Bubon. Selain pelabuhan, desa yang berada di Kecamatan Samatiga ini juga dikenal dengan penghasil ikan asin yang enak.

Ikan asin Kuala Bubon, Kabupaten Aceh Barat paling diminati oleh masyarakat setempat, maupun pendatang. Bagi mereka yang berkunjung ke daerah ini, ikan asin sering dijadikan oleh-oleh untuk sanak keluarga.

Puluhan meter di kiri dan kanan jalan sebelum jembatan Kuala Bubon, dari arah Banda Aceh, berjejer gubuk-gubuk kecil dengan tumpukan berbagai jenis ikan asin. Ikan-ikan besar yang telah dibelah dan dikeringkan, tergantung di depan, kiri dan kanan gubuk. Ada juga teri dan ebi.

Sebagian besar masyarakat di kawasan ini hidup dari hasil laut. Ikan-ikan asin yang dijajakan tersebut diproduksi secara tradisional oleh masyarakat.

“Kalau panas begini, ikan kecil-kecil, sehari sudah kering. Kalau yang besar, dua sampai tiga hari,” ujar Rosmawarni, pengusaha ikan asin, Minggu 24 Februari 2019.

Perempuan paruh baya ini menuturkan, ikan asin Kuala Bubon banyak diminati pendatang dari Banda Aceh, Aceh Singkil, Takengon dan Medan. Usaha ikan asin mulai menggeliat pasca tsunami Aceh 2004 silam.

Menurutnya, ikan asin yang ia jual diproses secara alami. Ikan yang dibeli dari nelayan setempat, dikeringkan di bawah terik matahari selama tiga hari.

Ikan basah yang dibeli dari nelayan seharga Rp180.000,- ribu per timba. Jika stok ikan kurang, harga bisa mencapai Rp300.000,- ribu per timba. Satu timba, setara 15 kilogram.

Ikan yang telah diasinkan ia jual dengan harga yang bervariasi. Mulai dari Rp30.000,- hingga Rp100.000,- per kilogram. Teri dijual Rp70.000,- hingga Rp100.000,- per kilogram, tergantung kualitas dan ukuran.

Untuk jenis ikan kerupuk dijual Rp80.000, hingga Rp.100.000,- per kilogram. Ikan cirik atau ikan campur, dijual seharga Rp30.000,- per kilogram. Sedangkan udang kering Rp80.000,- hingga Rp100.000,- per kilogram.

“Penghasilan perhari tidak pasti, terkadang Rp300.000,- sampai Rp800.000,-. Jika sedang sepi pembeli, kadang tidak ada sama sekali,” sebut Rosmawarni.

Namun ketika lebaran, penghasilannya bisa mencapai Rp3 juta hingga Rp3,5 juta, per hari.

“Kadang ada juga yang membawa ke Malaysia dan Arab Saudi sebagai buah tangan,” ungkapnya bangga.

Selain diproduksi secara alami, kualitas ikan yang segar menjadi alasan utama ikan asin Kuala Bubon paling diminati. Bahkan Rosmawarni berani menggaransi jika ikan asin miliknya berubah rasa, ia akan ganti dengan ikan yang baru atau uang pelanggan dikembalikan.

Hal tersebut diamini oleh Abrar, seorang pembeli asal Meulaboh. “Rasanya tidak berubah dan lebih sehat untuk dikonsumsi,” ujarnya.[]

 

WARTAWAN: OKA RAHMADIYAH

EDITOR: JUNAIDI MULIENG

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *