Generasi Milenial Harus Mampu Sikapi Era Industri 4.0

oleh -1,357 views

BASAJAN.Net, Blangpidie- Perkembangan teknologi informasi saat ini sudah memasuki era industri 4.0. Hal tersebut harus mampu disikapi dengan baik oleh generasi Milenial.

“Jika tidak, maka perannya di dunia kerja akan tergantikan oleh mesin dan robotik,” ungkap Junaidi, Kepala Unit Pelaksana Teknis Teknologi Informasi dan Pangkalan Data (UPT TIPD) STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh, saat memberikan materi pada Seminar Nasional Merajut Nusantara, di Arena Motel Kabupaten Aceh Barat Daya, Jumat, 9 Agustus 2019.

Junaidi mengatakan, untuk mampu beradaptasi dengan industri 4.0, generasi Milenial harus memiliki kemampuan yang tak bisa dilakukan oleh mesin. Misal, kemampuan untuk memecahkan masalah atau kreativitas.

“Kuncinya adalah soft skill (keterampilan lunak),” ujarnya di hadapan 200 peserta seminar.

Lebih lanjut Junaidi menambahkan, World Economic Forum merilis setidaknya ada 10 skill yang harus dimiliki para pekerja pada tahun 2020. Skill-skill tersebut yaitu, pemecahan masalah yang komplek (problem solving), berpikir kritis, kreativitas, manajemen manusia (kemampuan memimpin), berkoordinasi dengan orang lain (kerjasama di dalam tim).

Memiliki kecerdasan emosional (mampu mengelola emosi), mampu menilai dan mengambil keputusan dengan cepat dan tepat, berorientasi servis (jiwa melayani), mampu membangun komunikasi yang baik dengan orang lain (negosiasi), dan fleksibilitas kognitif (terbuka akan perubahan).

“Jika hard skill saja yang dimiliki, maka ke depan tidak ada jaminan akan mampu bertahan dan bersaing dengan kemajuan yang ada. Sudah banyak contoh yang dapat kita lihat bagaimana tenaga manusia, digantikan oleh mesin,” pungkas Junaidi.

Aidil Mashendra, Staf Ahli DPR RI Teuku Riefky Harsya mengungkapkan, bagi generasi milenial, ponsel adalah hal terpenting. Bahkan kebanyakan dari generasi ini meletakkan ponsel di sampingnya ketika tidur.

“Lebih baik kelupaan bawa dompet daripada HP,” ujar Aidil.

Menurutnya, hal tersebut bisa bernilai negatif maupun positif. Jika tak pandai-pandai dalam mengelola, maka akan berujung pada hal yg merugikan Milenial itu sendiri, terlebih jika sampai berimplikasi pada proses hukum.

“Jika dulu istilah familiar digunakan ‘mulutmu harimau mu’, maka hari ini yang harus dijaga adalah jempol kita. Jangan sampai gara-gara jempol kita, merugikan banyak pihak,” ungkapnya.

Aidil berharap, kegiatan tersebut dapat mengedukasi generasi Milenial terkait potensi-potensi yang memungkinkan untuk dikembangkan dengan memanfaatkan dunia digital.

Menurutnya, generasi Milenial harus paham akan tantangan yang akan dihadapi masa mendatang.

“Dengan begitu, keinginan untuk menjadikan Sumber Daya Manusia Indonesia yang unggul dan mampu bersaing di era industri 4.0 akan terwujud,” paparnya.

 

Indonesia Merdeka Sinyal 2020

Sementra itu, Direktur Keuangan BAKTI Kemenkominfo, Ahmad Juhari mengatakan, menghadapi era digital atau industri 4.0, pemerintah terus berupaya untuk menjadikan Indonesia merdeka sinyal atau terbebas dari blank spot pada 2020, dengan pembangunan infrastruktur pendukung melalui program BTS Universal Service Obligation (USO).

Pemenuhan jaringan itu dengan mendirikan Base Transceiver Station (BTS) dengan target 5.000 unit hingga akhir 2019.

“Adapun daerah yang banyak blank spot yaitu daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T),” jelas Juhari.

Juhari berharap, kemajuan infrastruktur telekomunikasi harus juga diimbangi dengan kualitas sumber daya manusia. Terlebih di era digital yang serba canggih.

“Jika manusianya tidak cerdas, maka akan menimbulkan dampak buruk bagi kehidupan,” tegasnya.

Ia berpesan, generasi Milenial yang menjadi pengguna teknologi aktif hari ini, untuk berhati-hati dalam menyebarkan informasi, terutama di media sosial.

“Tabayyun sangat penting dengan kondisi hari ini. Jangan sampai, informasi yang dibagikan menimbulkan kepanikan di masyarakat,” ungkapnya.

Juhari menyampaikan, generasi Milenial harus mampu menjadikan perkembangan teknologi hari ini sebagai peluang untuk mengembangkan potensi diri dan kemajuan bangsa.

“Manfaatkan media sosial yang ada sebagai ruang kreativitas yang bermutu. Jadikan itu sebagai industri kreatif, seperti youtuber dan lain sebagainya. Manfaatkan dunia digital ini untuk menggali potensi diri dan daerah,” ajaknya.

Kegiatan bertajuk Peluang dan Tantangan Generasi Milenial di Era Digital tersebut diadakan Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Republik Indonesia bekerjasama dengan DPR RI. Seminar tersebut dipandu Ismi Amran, tokoh muda Barat Selatan Aceh.

Adapun peserta seminar tersebut terdiri dari tokoh masyarakat lokal Aceh Barat Daya, tokoh pemuda dan pelajar, pelaku usaha, aktivis dan pegiat sosial, dan komunitas lokal masyarakat Kabupaten Aceh Barat Daya.[]

 

WARTAWAN: ARISKI SEPTIAN

EDITOR: RAHMAT TRISNAMAL

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.