Fakta Unik di Balik Kemunculan Hilal

oleh -314 views

Foto: Bulan Sabit Awal Ramadan (Al Arabiya)

Basajan.net- Seperti penanggalan Hijriyah lainnya, Ramadan dihitung berdasarkan kalender bulan. Usia bulan dalam kalender ini hanya selama 29 atau 30 hari, sementara kalender matahari (Greorian atau Masehi) memiliki umur selama 30 atau 31 hari, kecuali Februari 28 atau 29 hari.

Itulah sebabnya mengapa tanggal awal Ramadan jatuh pada waktu yang sama dalam penanggalan Masehi, selalu berubah dari tahun ke tahun.

Siklus perjalanan bulan mengelilingi bumi berlangsung selama 27,321 hari. Kemudian dalam beberapa hari, bulan kembali ke tahap awal, yaitu bulan sabit yang menandakan bulan baru.

Tetapi, bentuk bulan sabit ini berbeda antara satu negara dengan negara lainnya. Kebiasaan masyarakat di Arab dan negara-negara Islam menetapkan awal Ramadan pada posisi bulan sabit yang dilihat menggunakan mata telanjang atau teropong. Sementara yang lainnya menggunakan perhitungan astrologis.

Terdapat tiga tahapan untuk melihat bulan sabit. Tahap pertama, bulan sabit akan tampak sebelum matahari terbenam, menandakan siklus memutari bumi sudah selesai dan berganti bulan baru.

Tahap ke dua, matahari terbenam dan bulan masih berada di cakrawala barat. Sedangkan pada tahap ke tiga, bulan sabit tetap berada di langit sekurang-kurangnya setengah jam setelah matahari terbenam.

Bulan sabit harus diamati di awal bulan dan bukan di akhir. Hal itu dapat dilihat dengan mata telanjang dalam waktu 12-15 jam setelah terbit menggunakan teleskop.

Untuk melihat bulan sabit dengan jelas, harus dilihat dari tempat tinggi dan jauh dari struktur yang bisa menghalangi seperti gunung, tebing, dan bangunan tinggi.

Di kawasan Teluk, faktor alam bisa menjadi penghalang terlihatnya bulan sabit. Salah satunya seperti debu.[] Sumber: Dream.com

Editor: Junaidi Mulieng

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *