Elemen Penting dalam Memotret Menurut Ahli

oleh -882 views
Tarmizy Harva saat menyampaikan materi pada diskusi Masa Depan Foto Jurnalistik yang diadakan Basajan Creative School (BCS), 19-20 November 2018, di Meulaboh Aceh Barat. (Basajan.net/Mellyan)

BASAJAN.Net, Meulaboh- Fotografer senior Indonesia, Tarmizy Harva mengatakan, memotret bukan hanya sekedar memadukan objek-objek yang ada dalam satu gambar. Seorang fotografer harus mampu menentukan point of view (titik pandang) dengan jelas.

“Sehingga pesan yang ada dalam foto, tersampaikan dengan baik ke orang lain,” ujar pendiri komunitas Sedekah Profesi Indonesia ini, saat memberikan materi pada diskusi “Masa Depan Foto Jurnalistik,” di Basajan Creative School (BCS), Meulaboh Aceh Barat, Selasa, 20 November 2018.

Kegiatan yang berlangsung sejak Senin, 19 November 2018 tersebut, hasil kerjasama BCS dengan Komunitas Sedekah Profesi Aceh, diikuti 15 anak muda Aceh Barat dari berbagai unsur.

Menurut Tarmizy, menarik tidaknya satu foto sangat tergantung dari cara pandang dan selera masing-masing orang. Karenanya, fotografer harus menempatkan diri sebagai orang lain dengan melihat dari berbagai perspektif yang ada.

“Istilahnya, kita sebenarnya dalam memotret meminjam cara pandang orang lain, bukan semata-mata apa yang kita lihat,” jelasnya.

Lebih lanjut, mantan fotografer Reuters ini memaparkan, meski dalam satu frame foto terdapat banyak objek, namun fotografer harus menentukan satu titik pandang yang jelas. “Usahakan semaksimal mungkin titik pandang dalam foto tidak terganggu dengan unsur yang lain,” tekannya.

Untuk itu, pemenang World Press Photo tahun 2004 ini menyarankan, ketika memotret satu objek, sebaiknya fotografer membaginya dalam tiga bagian, yaitu pembuka, titik pandang dan latar.

“Pembuka bisa dilakukan dengan cara nge-blur, cropping dan lainnya. Sedangkan latar, merupakan unsur pendukung untuk memperkuat titik pandang dalam foto,” paparnya.

Sementara itu, Kepala Sekolah Basajan Creative School (BCS), Junaidi Mulieng mengungkapkan, kegiatan tersebut merupakan rangkaian dari pembukaan kelas perdana BCS angkatan II tahun 2018. “Sekaligus memperkenalkan dunia literasi media kreatif kepada anak muda di Aceh Barat,” ujarnya.

Junaidi menjelaskan, selain diskusi, peserta juga diarahkan untuk praktek langsung ke lapangan. Hasil foto tiap peserta kemudian dibedah pada sesi coaching clinic bersama pemateri dan pendamping yaitu Anharullah wartawan TVOne sekaligus koordinator Sedekah Profesi Aceh dan Murthada, pegiat foto di Aceh.

BCS merupakan lembaga literasi media kreatif yang diperuntukkan bagi kalangan muda di Barat Selatan Aceh. Di era digital, dengan revolusi Internet dan media sosial, kemampuan berpikir dan menghasilkan karya kreatif semakin dibutuhkan. Baik dari segi penulisan, foto, desain maupun video, yang dapat dimanfaatkan sebagai media komunikasi kepada masyarakat luas.

“Kehadiran BCS diharapkan mampu menjadi “mesin” untuk melahirkan generasi-generasi muda berbakat dalam bidang literasi media kreatif,” ungkap Junaidi.[]

 

Editor: Mellyan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.