Dubes UE Pantau Langsung Perkembangan Aceh

oleh -1,278 views
Wali Nanggroe Aceh, Malik Mahmud menyambut kedatangan Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia, Vincent Piket di Meuligoe Wali Nanggroe, Aceh Besar, Selasa, 3 Maret 2020. (BASAJAN.NET/ISTIMEWA)

BASAJAN.NET, Banda Aceh- Duta Besar Uni Eropa (Dubes UE) untuk Indonesia, Vincent Piket melakukan kunjungan ke Aceh. Kedatangannya untuk memantau langsung perkembangan daerah yang pernah dilanda konflik Panjang, serta musibah tsunami.

Dalam kunjungan perdananya tersebut, Vincent juga melakukan pertemuan khusus dengan Wali Nanggroe Aceh, Malik Mahmud Al Haytar, di Kompleks Meuligoe Wali Nanggroe, Aceh Besar, Selasa, 3 Maret 2020. Pertemuan itu sebagai kunjungan balasan atas kunjungan Wali Nanggroe ke Kedubes Uni Eropa di Jakarta, pada 19 Februari lalu.

“Kita menyampaikan banyak hal terkait persoalan Aceh,” kata Malik Mahmud dalam siaran pers kepada awak media.

Malik Mahmud menyebutkan, diantara beberapa hal yang dibahas dalam pertemuan yang berlangsung tertutup itu, seperti terkait keamanan di Aceh yang kondusif dan masalah pertumbuhan ekonomi.

“Kita juga membahas, agar investor dari Uni Eropa bisa datang ke Aceh, turut membangun Aceh,” papar Wali Nanggroe.

Selain itu, Malik Mahmud juga menyampaikan persoalan hasil perundingan MoU Helsinki yang belum semuanya terealisasi. Dimana persoalan tersebut juga telah dibicarakan langsung dengan pemerintah pusat.

“Seperti yang disampaikan presiden tempo hari, dalam masa tiga bulan ini kita akan terus melakukan pertemuan antara tim Aceh dengan tim Pemerintah Pusat,” ujarnya.

Pertemuan Wali Nanggroe Aceh dengan Dubes UE itu, juga membicarakan kerjasama dan strategi agar Uni Eropa bisa terlibat lebih dekat dalam menjaga perdamaian Aceh dan implementasi MoU Helsinki.

“Kami akan tetap ikut serta, terutama dalam mempromosikan pembangunan ekonomi, kampanye kebijakan lingkungan, juga terbuka peluang pertukaran pendidikan dan peningkatan sumberdaya manusia,” kata Vincent.

Vincent mengatakan, Uni Eropa sudah terlibat secara mendalam saat pertamakali perjanjian damai antara Aceh dengan Republik Indonesia, pada 2005 silam. Menurutnya, ada banyak hal positif yang telah dicapai Aceh, khususnya dari sisi pembangunan pasca tsunami.

Ia menjelaskan, antara Indonesia dengan Uni Eropa telah terjalin kerjasa bisnis melalui perdagangan bebas antara atau yang dikenal dengan European Union-Indonesia Free Trade Agreement (EUIFTA).

“Kita berharap, Aceh juga dapat mengambil keuntungan dari perjanjian ini,” kata Vincent.[]

 

EDITOR: JUNAIDI MULIENG

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.