Dalam Dua Tahun RUMAN Aceh Telah Buka 37 Rumah Pustaka

oleh -519 views
Pembina TBM RUMAN Ahmad Arif, menyerahkan pinjaman bacaan kepada relawan rumah pustaka Bener Meriah, Senin 25 Juni 2018. (Foto: Istimewa)

BASAJAN.net, BANDA ACEH- Lembaga Pendidikan dan Sosial Rumoh Baca Aneuk Nanggroe (RUMAN) Aceh, kembali membuka spot (titik) baru program rumah pustaka bagi masyarakat Aceh. Spot baru tersebut berlokasi di Simpang Utama Pondok Baru, Kecamatan Bandar, Kabupaten Bener Meriah.

Dengan penambahan ini, dalam dua tahun terakhir RUMAN Aceh telah membuka 37 rumah pustaka di berbagai kabupaten/kota di Aceh.

Peresmiaan rumah pustaka tersebut ditandai dengan penyerahan 100 buku dari Pembina TBM RUMAN Aceh, Ahmad Arif kepada relawan setempat, Indah Maya Sari di sekretariat RUMAN Desa Punge Blang Cut, Kecamatan Jaya Baru, Banda Aceh, Senin 25 Juni 2018.

“100 bacaan itu dipinjamkan secara gratis dan pada tempo yang ditentukan nantinya bacaan bisa diperbaharui.” ungkap Ahmad Arif dalam pernyataan tertulisnya kepada redaksi Basajan.net, Selasa 26 Juni 2018.

Menurut Arif, pihaknya sengaja membuat akad peminjaman, pertanda buku tersebut bukan hibah tetapi bahan bacaan yang dipertukarkan. Penukarannya sekali dalam dua pekan atau sekali dalam sebulan.

“Dengan demikian, anak-anak dan masyarakat disana bisa menikmati bacaan lebih banyak dan lebih bervariasi,” terangnya.

Sehari sebelumnya RUMAN Aceh juga membuka titik rumah pustaka di Gampong Ateuk Pahlawan, Kecamatan Baiturrahman, Banda Aceh yang juga diberikan peminjaman 100 bacaan oleh Ketua TBM RUMAN Aceh, Fahillah Islami kepada relawan setempat, Jelita.

Program rumah pustaka yang digalakkan RUMAN Aceh telah memasuki tahap kedua, sejak akhir tahun 2017. Pada tahap ini, RUMAN Aceh telah membuka sepuluh titik rumah pustaka yang tersebar di Banda Aceh, Aceh Besar, Aceh Jaya, Aceh Singkil, Aceh Tenggara dan Bener Meriah.

“Tahap pertamanya telah dimulai Januari 2015 hingga Juni 2016, yang sempat membuka 27 titik yang tersebar pada tujuh kabupaten/kota se Aceh,” terang Arif. Ia berharap, program tersebut dapat terus bertahan, sehingga mampu meningkatkan minat baca anak dan masyarakat.

Indah Maya Sari, relawan RUMAN Aceh mengatakan, semangat mengurus rumah pustaka berawal dari keprihatinannya terhadap penggunaan gadget (gawai) secara masif yang mengancam kreativitas kalangan anak-anak.

“Dunia anak-anak penuh dengan imajinasi dan kreativitas, namun kini semakin terancam dengan maraknya penggunaan gadget. Kehadiran rumah pustaka berupaya untuk menyelamatkannya,” ujar Indah.

 

 

Editor: Nurkhalis

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.