Dosen UTU Tawarkan Teknologi Baru Bagi Nelayan

oleh -460 views
Ilustrasi nelayan/merdeka

BASAJAN.net, Meulaboh- Untuk membantu nelayan meningkatkan kapasitas hasil tangkapan, sejumlah dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Teuku Umar (FPIK-UTU) mengembangkan alat bantu penangkapan ikan berupa rumpon atraktor ijuk.

Rumpon ijuk memberikan nilai ekonomis yang lebih tinggi dibandingkan dengan rumpon atraktor daun kelapa atau daun pinang yang lazim digunakan nelayan. Biaya pembuatan rumpon atraktor ijuk relatif lebih murah dibandingkan rumpon atraktor daun pinang atau daun kelapa.

“Selain itu, biaya perawatan rumpon atraktor ijuk lebih kecil dari rumpon atraktor daun pinang atau daun kelapa,” ujar Hafinuddin Wakil Dekan II FPIK UTU, sekaligus tim pelaksana kegiatan penelitian.

Alat bantu penangkapan ikan berupa rumpon atraktor ijuk yang dikembangkan dosen FPIK UTU.



Melalui dana hibah program kemitraan masyarakat (PKM) dari Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) tahun 2018, Rumpon atraktor ijuk telah disosialisasikan dan diberikan kepada kelompok Nelayan jaring insang di Desa Kuala Trang Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya.

Menurut Hafinuddin, saat ini nelayan masih menggunakan rumpon pemikat (atraktor) dari bahan daun kelapa dan daun pinang. Keluhan karena rumpon daun kelapa/daun pinang cepat rusak, hanya bertahan sekitar 2 bulan. Kondisi tersebut menyebabkan nelayan mengeluarkan setiap 2 bulan sekali untuk mengganti rumpon yang telah rusak dengan biaya mencapai Rp 1 juta – Rp 1,5 juta atau tergantung besarnya rumpon.

“Semoga teknologi penangkapan rumpon atraktor ijuk dapat dimanfaatkan oleh nelayan, serta memberi dampak kepada peningkatan pendapatan dan memberi keahlian baru bagi nelayan. Semoga kesempatan selanjutnya dapat kita sosialisasikan kepada seluruh nelayan di Aceh,” harapnya.

Adapun tim yang terlibat dalam penelitian tersebut adalah Hafinuddin, M.Sc, Dr Edwarsyah dan Dr Muhammad Rizal. Dengan melibatkan tenaga ahli bidang kelautan yaitu Sayid Geubry Al Farisi, dibantu mahasiswa FPIK yaitu Abdul Karim yang merupakan berasal dari keluarga nelayan Desa Kuala Trang Kabupaten Nagan Raya.[]


Wartawan: Mellyan

Editor: Junaidi Mulieng