Di Paruh Waktu

oleh -291 views
Karya: Nurmeli*
Semerbak wangi, duri ditangkai melukai jari
Kelopak merah dalam gelas kaca yang terisi air
Begitu bangganya engkau dijadikan hiasan

Diatur dengan hati-hati
Dikemas setiap hari
Dari balik jendela ku lihat engkau selalu menari-nari di pagi hari
Berharap fajar kembali membawa embun menyejukkan hati
Membasahi setiap yang kering

Tapi mengapa saat matahari beranjak tinggi engkau mulai khawatir?
Bukankah kau ingin menyaksikan tenggelamnya senja di sudut langit?

Sungguh disayang!
Belum lagi sempat putik sarimu melihat gradasi emas pada senja yang memerah saga

Terik siang telah membuatmu layu lebih dulu
Lebih awal dari yang kau tunggu
Lebih awal dari separuh waktu

Satu satu berguguran
Waktu tidak menyambutmu pulang
Menunggumu datang

Yang pasti matahari terbit lagi
Namun, bila pagi tak sudi lagi melihatmu berdiri
Maka biarkan qunut subuh mengantarkanmu pergi

*Mahasiswa Jurusan Syariah dan Ekonomi Islam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *