Karya: Nurmeli*
Semerbak wangi, duri ditangkai melukai jari
Kelopak merah dalam gelas kaca yang terisi air
Begitu bangganya engkau dijadikan hiasan
Kelopak merah dalam gelas kaca yang terisi air
Begitu bangganya engkau dijadikan hiasan
Diatur dengan hati-hati
Dikemas setiap hari
Dari balik jendela ku lihat engkau selalu menari-nari di pagi hari
Berharap fajar kembali membawa embun menyejukkan hati
Membasahi setiap yang kering
Tapi mengapa saat matahari beranjak tinggi engkau mulai khawatir?
Bukankah kau ingin menyaksikan tenggelamnya senja di sudut langit?
Sungguh disayang!
Belum lagi sempat putik sarimu melihat gradasi emas pada senja yang memerah saga
Belum lagi sempat putik sarimu melihat gradasi emas pada senja yang memerah saga
Terik siang telah membuatmu layu lebih dulu
Lebih awal dari yang kau tunggu
Lebih awal dari separuh waktu
Satu satu berguguran
Waktu tidak menyambutmu pulang
Menunggumu datang
Menunggumu datang
Yang pasti matahari terbit lagi
Namun, bila pagi tak sudi lagi melihatmu berdiri
Maka biarkan qunut subuh mengantarkanmu pergi
*Mahasiswa Jurusan Syariah dan Ekonomi Islam