JAKARTA- Menteri Agama RI Lukman Hakim Saifuddin menyampaikan, metodologi merupakan faktor penting dalam pengembangan pendidikan Islam, ketimbang bahan ajar. Namun cinta guru kepada muridnya satu hal yang utama.
“Metodologi itu lebih penting daripada bahan ajar, tapi guru atau pendidik lebih penting daripada metodologinya. Ruhnya atau cinta guru kepada murid, lebih penting daripada guru itu sendiri,” ujar Lukman Hakim Saifuddin saat meberi sambutan dalam Apresiasi Pendidikan Islam (API) 2017 di ICE BSD, Tanggerang, Kamis 23 November 2017.
Lukman berpesan, Pendidikan Islam terus dijaga sebagai sebuah pendidikan yang mendidik, yang memanusiakan manusia.
“Kita tidak boleh menjumpai pendidikan Islam digunakan oleh pihak-pihak tertentu sebagai alat untuk saling memecah belah,” tegas Lukman.
Menurutnya, pendidikan Islam menjadi sangat penting, terlebih Indonesia sebagai bangsa muslim terbesar di dunia di tengah-tengah globalisasi. Pendidikan Islam adalah suatu yang suatu begitu mendasar ikut membentuk peradaban dunia, kini dan mendatang.
Apresiasi Pendidikan Islam, lanjut Lukman, merupakan wujud perhatian pemerintah melalui Kementerian Agama kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusi sumbangsih yang luar biasa bagi perkembangan Pendidikan Islam.
“Sekaligus agar mampu menginspirasi dan memotivasi kalangan yang lebih luas, dalam melakukan dan meyebarluaskan Pendidikan Islam di tanah air,” ujar Lukman.
Pada kesempatan tersebut, Lukman menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia. Masih banyak hal yang semestinya dilakukan Kemenag di dunia pendidikan yang hingga saat ini belum bisa diwujudkan.
Ia juga menyampaikan permohonan secara khusus kepada para pendidik, guru, dosen dan semua pihak, terutama bagi mereka yang berada di wilayah terluar dan terdalam yang tidak pernah terekspose media. Jaang disapa banyak kalangan.
“Mohon maaf jika sampai saat ini belum optimal untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi saudara-saudara sekalian. Mudah-mudahan tahun 2018 akan lebih baik lagi,” kata Lukman.
API 2017 tak hanya diberikan bagi para pendidik dan siswa-siswi madrasah berprestasi saja, namun juga stakeholder Kementerian Agama yang turut berperan dalam pengembangan Pendidikan Islam di Indonesia.
Malam penganugerahan API 2017 turut dihadiri Sekjen Kementerian Agama Nur Syam, Dirjen Pendidikan Islam Kamarudin Amin, Perwakilan Kedutaan Besar Negara Australia, para pejabat eselon II baik pusat maupun daerah, serta para penerima penghargaan Apresiasi Pendidikan Islam.[]
Editor: Junaidi Mulieng