BASAJAN.Net, Meulaboh- Chief Executive Officer (CEO) Basajan.net yang tergabung dalam tim E-Kopi, Mellyan dan Junaidi Mulieng, berhasil meraih Juara Tiga Kompetisi Inklusi Keuangan (KOINKU) tahun 2018. Kompetisi yang diselenggarakan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ini merupakan salah satu strategi dalam mencari ide-ide kreatif dan inovatif terkait model inklusi keuangan.
Pada tahun kelima kompetisi ini diadakan, KOINKU mengusung tema “Model Inklusi Keuangan Perdesaan,” dengan jumlah yang mendaftar sebanyak 143 kelompok, dari berbagai kalangan. Mulai pegiat ekonomi kreatif, perbankan, mahasiswa hingga akademisi. Kemudian panitia melakukan penjaringan dua puluh ide terbaik yang telah dituang dalam bentuk proposal. Dari dua puluh ide tersebut, lalu dipilih sepuluh finalis yang diundang ke Jakarta untuk mengikuti bootcamp.
“Penyelenggaraan KOINKU tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Peserta diberi kesempatan menyempurnakan proposal yang telah dibuat berdasarkan materi yang disampaikan pada bootcamp selama tiga hari sejak 24 September, dan site visit” ujar Kepala Departemen Literasi dan Inklusi Keuangan OJK, Sondang Martha Samosir.
Penjurian akhir dilaksanakan melalui presentasi model inklusi di hadapan dewan juri pada Kamis 27 September 2018, di lantai 25 gedung A kantor OJK. Ide Inklusi keuangan Tim E-Kopi berawal dari keresahan karena melihat kurangnya kesadaran investasi dari generasi muda. Mereka kebanyakan hanya menghabiskan waktu di warung kopi tanpa memanage keuangan dengan baik.
Berdasarkan riset awal yang dilakukan, ditemukan bahwa, dalam sehari rata-rata pengunjung warung kopi menghabiskan uang minimal Rp. 20.000., sampai Rp. 50.000. Jumlah tersebut tentunya menjadi besar jika dikalikan perbulan, mencapai Rp. 600.000., sampai Rp. 1.500.000., jika dikalikan setahun, Rp. 7.200.000., sampai Rp. 18.000.000., tanpa terasa jumlah yang dikeluarkan cukup besar namun kesadaran investasi sangat minim.
“Itu angka minimal, belum lagi kalau jumlah yang dihabiskan lebih besar setiap harinya,” ujar Mellyan, Kamis 11 Oktober 2018.
Oleh karena itu, kelompok E-Kopi memberikan ide inklusi keuangan yang cocok dengan karakter generasi muda Aceh, bahkan Indonesia yang sering menghabiskan waktu di warung kopi atau cafe, mereka dapat berinvestasi tanpa terbeban. Caranya juga sangat mudah, setiap nasabah yang membuka rekening aplikasi E-Kopi, setiap melakukan transaksi di warung kopi minimal Rp. 20.000., maka Rp.100.000., akan masuk ke tabungan investasi nasabah.
“Jadi secara tidak sadar, investasi berjalan sambil jajan,“ ucap Mellyan.
Masukan dari setiap materi yang diberikan dalam boothcamp yang diselenggarakan OJK sangat dirasakan manfaatnya oleh para finalis. Termasuk masukan saat presentasi final, untuk kelompok yang berasal dari Aceh ini, dewan juri memberi masukan untuk langsung melibatkan petani kopi dan pedagang dalam sistem investasi e-kopi.
“Tentu saja masukan tersebut sangat berharga bagi perbaikan ide karya ilmiah ini,” sambung Mellyan.
Para finalis yang terpilih, selain terdiri dari berbagai latar belakang juga berasal dari berbagai daerah di Indonesia, seperti Makasar, Medan, Bali, Yogyakarta, Jakarta, dan yang paling jauh dari Meulaboh, Aceh Barat.
Adapun para pemenang KOINKU 2018, yaitu Juara Pertama diraih oleh peserta asal Jakarta dengan judul Menuju Masyarakat Perdesaan yang Well Literate Melalui BRISave, Juara Dua dengan judul Koperasi Susu Sapi Perah di Perdesaan, dari Jakarta. Juara Ketiga dengan judul e-Kopi, Ngopi Sambil Investasi diraih oleh Aceh.
Juara Harapan I diraih oleh Yogyakarta dengan judul Karya Ilmiah Memberantas Rentenir Melalui Pengajian dan Pemberdayaan Umat, sedangkan Juara Harapan II diraih oleh tim dari Jakarta dengan judul Mengoptimalkan Peran Bumdes Sebagai Penggerak Inklusi Keuangan di Perdesaan. Para juara berhak mendapatkan plakat, sertifikat serta uang tunai Rp 30 Juta, Rp 20 Juta, Rp 15 Juta, Rp 10 juta dan juara harapan II Rp 5 juta. []
Editor: Junaidi Mulieng